Politik Uang Para Hulubalang

Edisi: 19/32 / Tanggal : 2003-07-13 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wijayanta, Hanibal W.Y., Prasetya, Adi, Sudarsono, Gendur


RUANG tunggu VIP Bandar Udara Juanda, Surabaya, 27 Mei lalu. Blok mentereng bertaraf internasional yang sudut-sudutnya dipenuhi ornamen khas dan kembang-kembang tropis Jawa Timur itu tiba-tiba menaburkan aroma tak sedap. Sebuah konspirasi tengah disusun. Sepuluh anggota Fraksi PDI Perjuangan di Kalimantan Timur sibuk melakukan rapat. Di sana, hadir Theo Syafei, salah seorang Ketua PDIP di Jakarta, dan Agnita Singedikane, wakil sekretaris jenderal. Dua tokoh penting ini tampak sibuk memberikan instruksi.

Bunyi perintahnya jelas. Menurut Stevanus Pasaribu, salah seorang anggota fraksi Banteng di Kal-Tim, Theo menginstruksikan agar semua anggota Fraksi PDIP memberikan suara kepada pasangan calon gubernur Suwarna Abdul Fatah dan Yurnalis Ngayoh sebagai wakilnya. Mayor jenderal purnawirawan itu menegaskan bahwa komandonya ini berdasarkan hasil rapat Partai Banteng pusat di Jakarta pada Kamis, 22 Mei lalu, yang dihadiri Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Sutjipto.

Pertemuan Juanda itu dipimpin Sukardi Djarwo Putro, Ketua DPRD Kal-Tim yang juga sekretaris Partai Banteng di sana. Wakil Sekretaris Fraksi PDIP Rikmo Kuswanto sempat meminta kepada pemimpin rapat agar hasil pembicaraan itu dibuat tertulis dan ditandatangani Theo dan Agnita. Pemimpin sidang setuju. Theo dan Agnita pun membubuhkan tanda tangan. "Salinan hasil pembicaraan itu kemudian beredar setelah pemilihan gubernur," kata Rikmo.

Manuver Theo-Agnita ini akhirnya sukses. Mayor Jenderal Purnawirawan Suwarna kembali menjabat Gubernur Kal-Tim dalam pemilihan yang berlangsung awal Juni lalu. Sedangkan calon lain yang dijagokan Fraksi PDIP, Imam Mundjiat, terpaksa gigit jari. Ia kalah telak meski mengantongi sejumlah "kartu penting": 14 suara fraksinya di kursi dewan, jabatannya sebagai Ketua DPRD Kal-Tim, dan yang selama ini dikenal ampuh, yakni surat rekomendasi Sekretaris Jenderal Sutjipto. "Mungkin saya memang enggak pantas jadi gubernur, Mas," ujar Imam kepada TEMPO.

Kisruh mencuat gara-gara belakangan beredar fotokopi tanda terima pembayaran uang. Sejauh ini, tak…

Keywords: Pemilihan Kepala Daerah LangsungPilkada LangsungDPRDTheo SyafeiKalimantan Timur
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…