Seni Gunung Menggugat Keraton

Edisi: 17/31 / Tanggal : 2002-06-30 / Halaman : 94 / Rubrik : SN / Penulis : Fadjri, Raihul , Idayanie, L.N. ,


PAGI itu, Sabtu pekan silam, tak satu pun petani tampak di sawah dan ladang. Sapi pun bermalas-malasan di kandang sembari mengunyah rumput. Bajak, cangkul, dan sabit tergeletak di halaman rumah yang juga lengang. Tapi angin gunung yang sejuk menghantar bau dupa dan suara sayup-sayup dari satu tempat. Dan semakin dekat ke sumber suara, terbayang suasana meriah sebuah perhelatan.

Ratusan penduduk Dusun Warangan, Kabupaten Magelang, di lereng barat laut Gunung Merbabu, tersedot ke sebidang tanah lapang tepi desa yang dikelilingi kebun mawar. Riuh sorak-sorai penonton dan entak gamelan memenuhi udara. Musik jatilan mengiringi penari Topeng Ireng, yang bergerak dinamis ala suku Indian, penduduk asli Amerika. Meski gerak itu terasa aneh bagi penduduk dusun kaki Gunung Merbabu, iringan gamelan yang sudah akrab membantu tarian tersebut menerobos hambatan bahasa kesenian.

Disuguhkan oleh warga Bukit Menoreh, tarian Topeng Ireng adalah satu dari rangkaian acara "Festival Seni Lima Gunung". Festival ini ditahbiskan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.