Beradu Catur dengan Wasan

Edisi: 32/32 / Tanggal : 2003-10-12 / Halaman : 124 / Rubrik : EB / Penulis : Hadiwinata, Thomas, Cahyadi, Sam,


IBARAT bermain catur, Marimutu Sinivasan kini unggul satu bidak dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Pada saat sang kreditor masih berkutat dengan opsi penjualan, untuk menyelesaikan persoalan utang, pendiri kelompok usaha Texmaco itu telah memainkan langkah kudanya.

Sepekan menjelang tenggat bagi calon investor untuk memasukkan penawaran akhir di Program Penjualan Aset Strategis (PPAS) II, yang jatuh per 20 September lalu, Sinivasan menyatakan kerelaannya untuk mundur dari pucuk manajemen Texmaco. Niat itu disampaikan Wasan, panggilan akrab Sinivasan, di depan sekelompok perwakilan pekerja Texmaco.

Apakah permintaan mundur itu berarti pengusaha keturunan India ini telah mengibarkan bendera putih? Seorang sumber TEMPO yang dekat dengan Texmaco meragukannya. Ia malah mencurigai niat itu sebagai upaya Sinivasan untuk cuci tangan dari masalah keuangan yang kini tengah mencekik perusahaannya. Langkah mundur itu, tapi tanpa melepaskan kepemilikannya atas Texmaco, diibaratkan sang sumber sebagai upaya Sinivasan melepas semua permasalahan ke pundak BPPN.

”Pak Sinivasan hanya ingin mundur dari manajemen, bukan melepas saham,” ujar Bonar Sirait, Manajer Personalia Texmaco yang turut menghadiri acara ”perpisahan” dengan bosnya itu, di salah satu pabrik Texmaco di Karawang, Jawa Barat. Mengulang pernyataan sang juragan, Bonar menuturkan pengunduran diri Sinivasan disebabkan oleh kekecewaan taikun berumur 66 tahun itu terhadap BPPN, yang tidak mengindahkan permintaan modal kerja yang berulang kali telah dia ajukan. Siaran pers tertulis yang ditandatangani Nina Larasati, Direktur Komunikasi Texmaco, menyiratkan hal yang sama. Surat itu juga diimbuhi desakan ke arah BPPN untuk duduk bersama, supaya ada kepastian bagi nasib para karyawan. Sinivasan sendiri tak dapat dimintai tanggapannya.

Kepastian. Itulah yang dituntut ribuan karyawan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…