Sumitro Djojohadikusumo: Biografi Satu Dimensi oleh: Sjahrir

Edisi: 10/29 / Tanggal : 2000-05-14 / Halaman : 47 / Rubrik : IQR / Penulis : , ,


Sumitro Djojohadikusumo:
Jejak Perlawanan Begawan Pejuang
Penulis : Aristides Katoppo, Hendra Esmara, Heru Cahyono
Penerbit : Pustaka Sinar Harapan, April 2000

BILAMANA kita membaca biografi Sumitro Djojohadikusumo dengan judul Jejak Perlawanan Begawan Pejuang, kita bisa memahami mengapa biografi para tokoh dibagi atas kategori authorized biography dan unauthorized biography. Pada kategori pertama, biasanya segi-segi positif sang tokoh lebih menonjol. Sebaliknya, pada yang kedua, segi-segi negatif cenderung lebih tampak. Namun, sesungguhnya, masih ada dimensi dalam penulisan biografi yang menunjukkan kompleksitas masalah dan tantangan yang dihadapi sang tokoh yang perlu dibicarakan dalam berbagai segi yang masing-masing layak dipertimbangkan aspek-aspek positif dan negatifnya.

Kali ini, kita bisa segera melihat bahwa authorized biography tentang Sumitro Djojohadikusumo amat bersifat satu dimensi, sehingga kompleksitas masalah yang dihadapi sang tokoh, berikut konsekuensi-konsekuensi berbeda yang akan ditempuh setelah keputusan diambil, tidak menonjol sama sekali. Padahal, barang mentah yang namanya Sumitro Djojohadikusumo adalah suatu figur yang justru menghadapi kompleksitas-kompleksitas tersebut dalam hampir setiap perjalanan hidup, pilihan politik, dan tantangan akademis yang dihadapinya.

Sebelum sampai pada ulasan buku ini, ada baiknya kita mengawali diskusi ini dengan dua kisah yang terjadi pada 18 April 2000. Pada tanggal tersebut berlangsung dua event yang diliput oleh pers nasional. Di pagi hari, PT Makindo Tbk. menyelenggarakan launching Makindo Cybertrade dengan memperkenalkan perdagangan saham secara online melalui internet dan dengan begitu merealisasikan adanya e-trading di bursa efek di Indonesia.

Sementara itu, di malam hari, berlangsung launching buku ini, yaitu biografi tentang Sumitro Djojohadikusumo, guru besar dan mantan menteri (pada zaman Demokrasi Parlementer dan di masa Orde Baru). Sepintas lalu, kedua event tersebut tidak ada hubungannya. Tapi, bagi orang yang teliti melihat dunia ekonomi dan usaha, ironi sungguh terkandung dalam kedua peristiwa ini. Pada event yang pertama dapat dikatakan bahwa ini berlangsung di era Indonesia baru dan mencakup apa yang disebut "The New Economy" karena terkaitnya penggunaan teknologi inovasi dalam perdagangan yang dikenal sebagai e-economy. Sedangkan dalam peluncuran buku biografi Sumitro terasa suasana yang mengandung upaya "pelurusan" penulisan sejarah Orde Baru.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…