'Petrus Dadi Ratu'

Edisi: 06/29 / Tanggal : 2000-04-16 / Halaman : 51 / Rubrik : IQR / Penulis : Anderson, Benedict , ,


PADA awal tahun tiga puluhan, Bung Karno diseret ke depan pengadilan kolonial Belanda dengan berbagai tuduhan yang bermakna "subversi". Ia tahu betul bahwa semuanya sudah "disetel" penguasa dan dia tinggal menerima hukuman yang berat. Karena itu, daripada hanya membela diri dengan sia-sia, ia mengambil keputusan untuk menyerang dengan menelanjangi sistem kolonial-rasis dalam segala aspeknya. Dengan judul Indonesia Menggugat, pleidoinya akhirnya menjadi dokumen historis untuk masa depan bangsa Indonesia, yang begitu dicintainya.

Kira-kira 45 tahun kemudian, Kolonel Abdul Latief dihadapkan ke pengadilan militer "khusus"-setelah ditahan 13 tahun di sel isolasi-juga dengan berbagai tuduhan yang bermakna "subversi". Karena ia juga mengetahui bahwa kasusnya sudah "disetel" penguasa, ia mengikuti jejak Bung Karno dengan membuat pleidoinya menjadi suatu gugatan yang tajam terhadap Orde Baru, dan khususnya terhadap kebuasan, kelicikan, dan kesewenang-wenangan penciptanya. Sayang sekali, dokumen historis ini baru 22 tahun kemudian boleh dibaca oleh bangsa Indonesia, yang begitu dicintai pengarangnya.

Siapa sih Abdul Latief, yang pada masa kecilnya dipanggil Gus Dul ini? Pada usia muda-belia (baru 15 tahun), dia diwajibkan Belanda untuk mengikuti latihan militer sederhana menghadapi kemungkinan serangan massal dari Dai Nippon. Namun, kemudian penguasa kolonial cepat-cepat bertekuk lutut dan Gus Dul sendiri masuk tahanan Jepang untuk sementara.

Setelah beberapa lama, ia mengikuti Seinendan dan Peta di Jawa Timur. Setelah Revolusi meletus, Latief terus-menerus berada di garis depan. Semula di sekitar Surabaya dan belakangan di Jawa Tengah. Pada akhirnya ia memainkan peranan kunci pada saat Serangan Umum 1 Maret 1949: langsung di bawah Overste Soeharto. Setelah penyerahan kedaulatan, Latief memimpin kesatuan-kesatuan tempur melawan Andi Azis dan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan, RMS di Maluku, Batalyon 426 di Jawa Tengah, Darul Islam di Jawa Barat, dan akhirnya PRRI di Sumatra Barat. Ia masuk Seskoad pada lichting kedua (Soeharto masuk lichting pertama). Dan akhirnya, ketika konfrontasi dengan Malaysia, ia mendapat posisi yang penting sebagai Komandan Brigade I di Jakarta, langsung di bawah Pangdam Umar Wirahadikusumah. Dalam posisi ini, dia mengambil peranan penting, walaupun bukan peranan kunci, dalam Gerakan 30 September. Yang jelas, Gus Dul adalah tipe serdadu lapangan tulen, dengan formasi-jiwa khas pejoang nasionalis pada masa revolusi kemerdekaan, dengan kesetiaan mutlak terhadap Pemimpin Besar-nya.

Kebudayaannya? Pleidoinya, yang banyak mengutip baik Alquran maupun Kitab Baru, menunjukkan sinkretismenya orang Jawa abangan. Kata-kata khas Marxis boleh dikata tak ada sama sekali.

Bagaimana dengan gugatan-gugatannya? Yang pertama adalah bahwa Soeharto, yang ketika itu menjabat Pangkostrad, diberi tahu sebelumnya oleh Latief, baik tentang suatu Dewan Jenderal yang bermaksud menggulingkan Sukarno maupun tentang rencana G30S untuk menggagalkannya. Umar pun diberi tahu melalui jalur garnisun dan pomdam. Kedua-duanya tidak melarang, apalagi mencegahnya. Ini berarti bahwa Soeharto dengan sengaja membiarkan operasi G30S mulai berjalan dan tidak melaporkannya kepada atasannya, yaitu Jenderal Nasution dan Jenderal A.Yani. Pada saat yang sama, Soeharto tentu saja siap untuk mengambil "tindakan" terhadap G30S setelah saingan-saingannya di pucuk pimpinan Angkatan Darat "dibereskan". Machiavelli bisa bertepuk tangan.

Kita tahu bahwa…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…