Imlek 2000: Psikoter api untuk Amnesia Etnis Tionghoa

Edisi: 50/28 / Tanggal : 2000-02-20 / Halaman : 56 / Rubrik : KL / Penulis : Danandjaja, James , ,

Prof. Dr. James Danandjaja, M.A.
*)Guru besar antropologi Universitas Indonesia

AKIBAT politik Orde Baru yang menganut pembauran dalam arti asimilasi, selama 32 tahun etnis Tionghoa kehilangan identitas ketionghoaan mereka. Sudah tentu keadaan ini tidak benar karena tidak sesuai dengan lambang negara kita yang Bhinneka Tunggal Ika itu. Dan lebih-lebih, keadaan ini tidak sehat jika dilihat dari kesehatan mental suatu bangsa yang heterogen. Dampaknya dapat membuat semua suku bangsa yang ada di Nusantara, khususnya suku bangsa Tionghoa, mengalami gejala gangguan jiwa yang disebut amnesia mengenai jati diri etnisnya masing-masing.

Amnesia yang berarti ketidakmampuan mengingat kembali jati diri etnis masa lalu itu terdiri atas beberapa jenis. Jenis amnesia yang dialami mayoritas etnis yang ada di Indonesia tidak sama dengan jenis yang dialami etnis minoritas Tionghoa di Indonesia. Jenis amnesia yang pertama dapat dimasukan ke dalam jenis yang disebut hypnotic amnesia, sedangkan jenis amnesia yang belakangan bisa disebut sebagai autohypnotic amnesia.

Penyebab autohypnotic amnesia adalah proses pelupaan yang dilakukan oleh sugesti dari ahli hipnotis. Dalam kasus di Indonesia, mereka adalah pemerintah Orde Baru, yang sejak berdiri dengan sengaja menanamkan pandangan bahwa etnis Tionghoa tidak berperan dalam pembangunan Indonesia dan mereka tergolong nonpribumi. Pandangan ini sesuai dengan politik anti-Cina dan pembauran dalam arti asimilasi. Walaupun lambang negara kita Bhinneka Tunggal Ika, yakni keberadaan semua etnis di Nusantara harus tetap dipertahankan, ternyata dalam prakteknya hal itu diselewengkan karena keberadaan suku bangsa Tionghoa dihapuskan.

Perlakuan yang bersifat diskriminatif itu ditunjang dengan beberapa keputusan Presiden Soeharto, antara lain…

Keywords: -

---

Foto Terkait