ANTARA SEMAR DAN DON CORLEONE

Edisi: 13/27 / Tanggal : 1999-01-04 / Halaman : 36 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Gaban, Farid , Fuadi, Ahmad , Manggut, Wenseslaus


Soeharto merasa terlahir menjadi "Raja Indonesia". Dia terbakar oleh kekuasaannya.

KEPADA seorang tamu asing yang mengunjunginya pada 1988, Soeharto meminta pendapat yang jarang dilakukannya. "Beri tahu saya," katanya, "sampai kapan, menurut Anda, saya harus terus menjabat." Sang tamu, Prof. Dr. Donald W. Wilson, Rektor Universitas Pittsburg, AS, sempat ragu-ragu sebelum mengelak diplomatis, "Tuan Presiden, Anda akan tahu kapan waktu yang tepat untuk berhenti."

Wilson sendiri, yang belakangan menulis buku berisi kisah sukses Soeharto, The Long Journey from Turmoil to Self-Sufficiency, meramal sang Presiden akan turun lima tahun kemudian pada 1993, yakni ketika masa jabatannya yang kelima usai.

Wilson salah untuk dua hal. Pertama, Soeharto tak puas hanya lima masa jabatan. Pada 1998, dia "terpilih" menjadi presiden untuk ketujuh kalinya. Kedua, Soeharto ternyata tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk berhenti. Dia dipaksa turun.

Dalam sebuah drama terbesar tahun ini, dengan krisis ekonomi dan keresahan mahasiswa sebagai latarnya, dengan darah dan api menciprati panggungnya, Soeharto turun. Masa kepresidenannya tancep kayon setelah selama 32 tahun malang-melintang, setelah hampir selama hayat anak-anak muda yang berdemonstrasi itu dia menjadi dalang satu-satunya untuk banyak hal yang terjadi di republik ini. Banyak hal: sukses dan kebobrokannya.

Sumpah serapah dan hujatan datang bertubi-tubi setelah itu--suatu hal yang tidak terbayangkan bisa terjadi beberapa bulan sebelumnya. Suatu hal yang hampir muskil dalam atmosfer politik selama tiga dasawarsa yang kehilangan selera lain kecuali satu mantra bernama pembangunan. Suatu hal yang hampir mustahil di tengah riuhnya doa politik dan kebulatan tekad setiap lima tahun sekali. Dan, oh, betapa pendek ingatan bangsa ini pada sejarah.

Soeharto adalah tragedi, baik bagi dirinya maupun bagi bangsa ini. "Jika saja Soeharto berhenti sepuluh tahun silam, dia akan menjadi pahlawan bagi bangsanya," tulis Paul Wolfowitz, mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, dalam artikelnya di harian The Wall Street Journal sepekan setelah sang presiden turun.

Dengan Orde Baru ciptaannya, Soeharto memang sempat membuat sihir terutama di lapangan ekonomi--angka kemiskinan ditekan, pertumbuhan ekonomi berkibar, dan swasembada pangan terpenuhi, untuk menyebut beberapa.

Namun, bahkan 10 tahun-nya Wolfowitz adalah sebuah penyederhanaan. Melihat ke belakang,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…