Mengharap Jaring Para Pesohor

Edisi: 25/37 / Tanggal : 2008-08-17 / Halaman : 202 / Rubrik : NAS / Penulis : Sunudyantoro, Rina Widiastuti,


KOSAKATA Arab kini kian akrab di lidah Dita Indah Sari, 36 tahun. Ketimbang menggunakan istilah ”rakyat tertindas”, misalnya, ia lebih memilih ”mustadh’afin”. Orang miskin pun menjadi ”duafa” dan seterusnya.

Pelbagai ungkapan islami memang harus ia fasihkan, paling tidak hingga pemilihan umum legislatif, April tahun depan. Begitulah, Partai Bintang Reformasi memasang Dita pada nomor kepala daftar calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat untuk daerah pemilihan Jawa Tengah V: Solo, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.

Bagi sebagian orang, masuknya Dita ke partai Ka’bah dalam lingkaran merah-putih sangat mengagetkan. Orang mengenal Dita sebagai aktivis Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia dan Partai Rakyat Demokratik.

Pada masa rezim otoriter Soeharto, partai yang mengusung ide demokrasi kerakyatan itu dicap komunis. Kini, siapa nyana, pendulum politik Dita bergerak ke partai berbasis agama.

Menurut Dita, partai yang didirikan Kiai Zainuddin M.Z. ini inklusif dan membawa asas Islam kerakyatan. ”Saya mau karena sepaham,” kata Dita, Rabu pekan lalu.

Alasan Dita mungkin terdengar klise. Tapi, begitulah politik, agaknya: semua serba mungkin. ”Lompat”-nya Dita sekaligus cermin…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?