PENIPUAN TERHADAP PRESIDEN PRANCIS

Edisi: 46/14 / Tanggal : 1985-01-12 / Halaman : 46 / Rubrik : SEL / Penulis :


KEINGINAN untuk menciptakan alat yang mampu melacak 7 endapan hidrokarbon maupun gerak-gerik kapal selam akhirnya ternyata membawa runyam. Dana 700 juta franc (sekitar Rp 167,5 milyar) telanjur dihambur, tapi hasilnya kabur. Kasus "pesawat pengendus" - demikian pers Barat menjulukinya - dituding sebagai suatu skandal.

Heboh bermula dari pemeriksaan Franois Giquel yang menghasilkan laporan Cour des Comptes. Tetapi bagi Paul Fabra - yang menulis dalam The Guardian, Januari 1984 - persoalannya masih remang-remang. "Apakah hubungan antara kelompok ERAP dan kelompok teknik VSD berdasarkan suatu keisengan dari awal hingga akhir?" tanyanya. VSD (Pandangan Terarah Selektif) tak lain alat pelacak yang konon ajaib itu.

Proyek itu dimantapkan pada 28 Mei 1976, setelah Pierre Guillaumat, presdir ERAP waktu itu, menandatangani persetujuan dengan kelompok pemilik modal yang diwakili Philippe de Weck, presdir Union des Banques Suisses - satu dari tiga bank terbesar Swiss. Isi persetujuan: ada kesepakatan yang tulus dengan kelompok peneliti. Sampai 2 Juni 1976, Guiliaumat tidak diketahui memberi tahu kepada Presiden Valery Giscard d'Estaing tentang keputusannya itu. Kontrak pertama itu tidak mendapat tolakan dari pejabat puncak Prancis.

SELF-Aquitaine, perusahaan minyak yang berinduk (holding company) pada kelompok ERAP, setuju menerima dana pertama sebesar 200 juta franc Swiss (555 juta franc Prancis, atau sekitar Rp 67 milyar). Jumlah inilah yang kemudian dilimpahkan kepada kelompok promotor peneliti. Sebagai imbalannya, holding company ERAP dinyatakan berhak selama 12 bulan memakai sendiri penemuan "dahsyat" itu - tapi tidak diperbolehkan menangani sendiri instrumen tersebut.

Ada kesepakatan, para peneliti berhak mengontrol penuh semua operasi yang dilakukan. Hak istimewa ini dinilai sejumlah pengamat sebagai hal yang mirip pemerasan. Mereka, para peneliti, berulang kali mengancam akan memutuskan kontrak dan beralih ke perusahaan saingan, khususnya Exxon. Bagi lingkungan minyak di Prancis, Exxon bagaikan momok.

Kontrak kedua ditandatangani bulan Juni 1978. Isinya mengenai pemanfaatan bersama teknik pelacakan antara kedua rekanan - yang ditolak para peneliti. Akibatnya, ERAP, yang khawatir gan jalan itu tidak dapat diselesaikan pada waktunya, mengesampingkannya untuk pelacakan minyak di Prancis pada 1979.

Penting juga rasanya menyimak latar belakang para peneliti. "Di atas segalanya, bukankah mereka dicukongi tokoh seperti bekas perdana menteri Antoine Pinay?" Fabra, penulis kita, bertanya. "Dan apakah mereka tidak melaksanakan eksperimen, tidak mengeluarkan biaya sepeser pun, di kawasan yang sudah dijelajahi (dan akrab bagi para spesialis)?"

Lagi pula, ELF-Aquitaine sudah telanjur "terpesona" oleh kualitas dan presisi mereka. Terlihatlah pada bulan-bulan berikutnya kerja sama para teknisi Aquitaine dengan Count Alain de Villegas dan para pembantunya. Dalam suasana demikian lumrahlah jika inisiatif pelaksanaan tes seluruhnya terlimpah kepada para peneliti.

Harus diketahui bahwa suasana saat itu memang memberi peluang. ELF-Aquitaine tidak memiliki endapan minyak yang cukup untuk digarap. Sementara itu, Jenderal de Gaulle berhasrat besar mengurai belenggu perusahaan-perusahaan raksasa asing. Kebetulan di Aljazair sekelompok kecil pemburu minyak berhasil menemukan beberapa sumber. Kelompok itu dipimpin Pierre Guillaumat, pejabat senior yang otoriter dan kelewat patriotis.

Tetapi, pada awal 1970-an, Aljazair menasionalisasikan endapan hidrokarbon Hassi Messaoud dan sejumlah lainnya di Gurun Sahara. Demi alasan politis, ERAP juga dicegah memperoleh izin bekerja di ladang-ladang minyak Irak. Kelompok-kelompok Prancis sangat kecewa. ERAP tidak hanya harus bersaing seru dengan perusahaan raksasa Amerika dan Inggris, tapi juga dengan kelompok minyak Prancis lainnya, Total.

Kelompok Guillaumat dijuluki "tukang minyak nasional" oleh golongan kiri pada 1960-an. Dalam berkawan dengan rekan seprofesi, mereka kaku dan kasar - kekakuannya ini turut mempersulit ruang gerak mereka di Aljazair. Sedangkan Total, yang memiliki tradisi panjang dalam hubungan internasional, tampak luwes dan akrab dengan tengkulak minyak dunia - dalam pikiran dan tindakan.

Itulah saatnya Guillaumat mendapat proyek bagus yang "diimpi-impikan setiap perusahaan". Yaitu sistem yang diperkirakan dapat menekan biaya tinggi eksplorasi minyak.

Laporan Giquel kemudian mempertanyakan apakah sebuah perusahaan yang dinasionalisasikan lebih mudah masuk perangkap. Ini mungkin gampang terjawab, karena yang bercokol di sana adalah pegawai pemerintah dan politisi yang datang dari birokrasi yang sama - bahkan sekolah favorit yang sama pula? Absennya para pemegang saham swasta jelas memberi peluang. Buktinya, masalah "pesawat pengendus" dengan mulusnya beralih dari tangan ELFA quitaine - di sini pemegang sahamnya sepenuhnya pemerintah Prancis - ke haribaan ERAP, yang 100 persen milik swasta.

Dalam kondisi yang sama, sebuah perusahaan swasta yang besar sempat pula terjerumus. Beberapa tahun yang lalu Exxon pernah rugi US$ 600 juta lebih, karena membeli sebuah perusahaan yang dikatakan berhasil menemukan alat yang hemat energi. Exxon menuntut pelaku penipuan, tetapi ERAP - di sini beda mencoloknya - tidak melakukannya terhadap Fisalma, perusahaan yang terdaftar di Panama yang merundingkan persetujuan.

Pierre Guillaumat, dalam sebuah surat terbuka baru-baru ini, dengan berani menyatakan bertanggung jawab terhadap seluruh masalah - sambil menolak tuduhan bahwa ia tidak berpengalaman, alias bodoh. Ia cuma "petaruh", yang sepanjang hidupnya membuktikan diri sebagai wiraswasta tangguh, yang dengan cepat dapat menghitung risiko.

Prancis, di paruh kedua 1970an itu sedang berada dalam "iklim intelektual", yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Kaum Sosialis, yang mengkhawatirkan pengaruh jeleknya, pada tingkat tertentu dapat menerima. Tentu tidak usah diragukan pentingnya riset ilmu dan teknologi. Negeri ini tampaknya seperti kebelet ingin memiliki, syukur-syukur bisa membuat sendiri - kendati sebagian - benda paling mutakhir dan musykil itu. Keputusan yang diambil menjadi tergesa-gesa. Pada pertengahan 1970-an, Prancis masih hidup dalam obsesi "kesenjangan teknologi" dan "kesenjangan pengelolaan".

Alat pelacak VSD, yang jelas mengait masalah keamanan, menjadi alasan tambahan untuk membungkusnya dalam kerahasiaan penuh. Dan kerahasiaan berarti mencegahnya dari kecaman.

Laporan Giquel berhasil menarik perhatian khalayak kepada suasana teror mencekam yang melingkupi kegiatan eksperimen dan riset yang menyedot biaya sekitar 700 juta franc dalam masa tiga tahun itu.

"Pesona yang menyertai orang-orang yang berharap dapat mendeteksi harta karun yang tersembunyi di bawah tanah bukanlah hal baru," komentar penulis ini. Villegas dan Bonassoli dikatakannya berkelakuan bagai dukun pencari air zaman dahulu yang enggan berbagi bakat dan keahliannya dengan orang lain.

Untuk melindungi putrinya dari serangan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…