ADUH, PERSIB KALAH DEUI

Edisi: 01/15 / Tanggal : 1985-03-02 / Halaman : 66 / Rubrik : OR / Penulis :


HANYA sekitar dua jam "mesin gol" tim Persib Bandung, Adjat Sudradjat, hanyut dalam kesedihan sesudah regunya dikalahkan PSMS Medan pada final Kejuaraan 12 Besar PSSI di Stadion Utama Senayan, Jakarta, Sabtu malam lalu. Setelah itu dia larut di antara penggemarnya, yang datang ke Hotel Asri, tempat pemain Persib menginap, untuk mengucapkan simpati. "Kami sudah berusaha maksimal," kata Adjat "Tapi nasib menentukan lain."

Pada detik-detik Kiper Sobur terkecoh oleh tembakan pemain PSMS, Mameh Soediono, yang kemudian memastikan Medan juara lagi, Adjat memang sempat luluh. Bersama teman-temannya, Adjat, 23, yang tampil sebagai pencetak gol terbanyak (16 gol) selama kejuaraan, tampak masih terisak isak ketika meninggalkan lapangan pertandingan. Dalam adu penalti, setelah perpanjangan waktu 2 x 15 menit tak mengubah angka 2-2, Persib kalah 4-3. Satu-satunya gol tambahan bagi Persib diciptakan oleh Adjat, penembak penalti ketiga malam itu.

Berambut ikal, berhidung mancung, dengan sebaris kumis tipis di bawahnya, Adjat, yang gerakannya di lapangan hijau kerap memukau lawan, memang bukan tipe pemain yang suka berlarut-larut dalam kesedihan, karena kekalahan. Malam itu, anak Kampung Bojonegoro, Sukajadi, Bandung, ini bermalam Minggu bersama Penyanyi Hetty Koes Endang dan adiknya Ike yang datang menjemputnya. "Kami menonton pertunjukan midnite di Gajah Mada Plaza," kata Adjat, yang menggemari film kungfu itu. Hetty adalah satu dari banyak artis yang selama Kejuaraan 12 Besar PSSI menjadi pendukung fanatik Persib (lihat: Pokok Tokoh).

Lahir sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara, Adjat mulai tergila-gila main bola sejak usia tujuh tahun. Karena kegilaannya pada bola, Adjat, yang kini jadi karyawan PLN Bandung, baru sempat ikut ujian SMA bulan lalu - bersamaan dengan kompetisi PSSI.

Tapi di lapangan hijau, kebolehannya tak meragukan. Meniti karier sebagai pemain Klub Propelat, Bandung pada 1977, selang tiga tahun putra keluarga Sukani ini…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…