Catatan Pinggir Kiai Petuk

Edisi: 09/38 / Tanggal : 2009-04-26 / Halaman : 50 / Rubrik : AG / Penulis : Dwidjo U. Maksum,, Hari Tri Wasono, Rohman Taufiq


MENGENDAP-ENDAP Nabil Haroen masuk ke bilik santri putra. Malam itu, santri senior di Pesantren Lirboyo, Kediri, ini sedang menjalankan misi khusus: mensterilkan pondok dari ”kitab kuning terjemahan”.

Di sebuah bilik, ia memeriksa lembaran kertas yang sedang dibaca seorang adik kelasnya. Sebentar kemudian ia menghardik: ”Mbah Idris melarang kalian baca kitab ini. Bikin malas.” Idris yang disebut Nabil adalah Kiai Haji Idris Marzuki, sesepuh Lirboyo, tempat sekitar 10 ribu santri berguru. Si adik tertunduk, diam, siap dihukum.

Tak ada yang salah pada lembaran ”terlarang” tersebut. Itu cuma fotokopi kitab kuning. Tapi Lirboyo melarang peredarannya karena coretan-coretan yang ada di pinggir naskah utamanya. Inilah terjemahan dari naskah utama di kitab kuning itu.

Kitab kuning—dinamakan demikian karena dicetak di kertas berwarna kekuningan—telah beratus-ratus tahun menjadi buku wajib di pondok pesantren seperti Lirboyo. Kebanyakan kitab ini berasal dari masa silam sehingga disebut juga kitab salaf. Artinya: klasik atau kuno.

Berisi soal tauhid, hadis, tafsir, fikih, tasawuf, hingga kedokteran ”Syamsul Ma’arif”, kitab kuning ditulis dengan huruf Arab gundul—huruf tanpa harakat alias penanda huruf vokal. Naskahnya ada yang bergaya sastrawi, ada yang mengandung kutipan berbahasa Ibrani. Itu membikin santri ”meriang”, karena kitab ini jadi susah dimaknai. Alhasil, banyak santri mengambil jalan pintas: memfotokopi kitab yang di pinggir naskahnya sudah diberi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…