Bukan Komikus Biasa

Edisi: 27/38 / Tanggal : 2009-08-30 / Halaman : 72 / Rubrik : IQR / Penulis : Martha W. Silaban, Pito Agustin Rudiana, Purwanto Setiadi


RUANGAN kerja itu masih utuh meski penghuninya telah lama pergi. Sebelum Tuhan memanggilnya pada 25 Oktober 2000, komikus Teguh Santosa selalu berada di studio kecilnya—ada tiga meja gambar berbeda bentuk dan ukuran di situ. Spidol hitam, drawing pen, pensil, juga botol tinta cina berserakan di atas meja kecil. Musik film mengiringinya saat berimajinasi.

Ritual Teguh sebelum menggambar adalah menyeruput secangkir kopi kental di pagi hari, buatan istri tercinta, Sutjiati. Mereka saling mengenal ketika duduk di bangku sekolah menengah atas, lalu menikah dan dikaruniai empat anak. ”Waktu menggarap Sandhora, kan, pakai model ibu dengan wignya (rambut palsu),” kata Dhani Valiandra, putra kedua Teguh, awal Agustus lalu.

Sandhora adalah karya Teguh yang paling populer. Ini komik trilogi roman sejarah.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…