Ini Bukan Komik, Katanya

Edisi: 01/39 / Tanggal : 2010-03-07 / Halaman : 61 / Rubrik : IQR / Penulis : Purwanto Setiadi , ,


SATU sudut kumuh Bronx di Kota New York itu tampil dalam garis-garis hitam tegas dan tebal, dengan arsir atau blok di sana-sini. Gambar-gambar yang dibangun dengan bahan-bahan itu—berupa gedung, orang, aneka peralatan, suasana—tampak suram. Dan cerita yang diantarkannya memang bukan dongeng yang berakhir-bahagia-selamanya: inilah kisah tentang Frimme Hersh, seorang imigran Yahudi saleh yang memprotes Tuhan karena kematian putri angkatnya; dia lalu sukses menjadi juragan properti, tak pernah peduli pada moralitas, tapi meninggal penuh penyesalan.

Kisah berjudul A Contract with God (diterjemahkan menjadi Kontrak dengan Tuhan) itu dibuka, dengan sudut penglihatan kamera jarak jauh, ketika seseorang sedang berjalan di tengah guyuran hujan lebat, di antara genangan air. Mengenakan topi lebar, kepalanya menunduk sepanjang jalan. Langkahnya menimbulkan bunyi kecipak. Dialah Hersh, yang hari itu baru pulang dari pemakaman putrinya.

”Hanya air mata tangis sepuluh ribu malaikat yang bisa menyebabkan banjir seperti ini! Dan, setelah dipikir-pikir lagi, mungkin memang demikianlah adanya…,” kalimat ini membuka narasi, yang dilanjutkan (pada halaman berikutnya) dengan, ”... lagi pula, hari ini Frimme Hersh menguburkan Rachele, putrinya.”

Lalu di halaman-halaman berikutnya (dengan gambar dari sudut pandang yang kian dekat): ”Tidak terlalu aneh, seorang ayah membesarkan anaknya dengan penuh kasih dan sayang hanya untuk kehilangan sang anak tadi.... Itu terjadi pada banyak orang setiap hari”; ”...mungkin, bagi orang lain”; ”... tapi tidak bagi Frimme Hersh”; ”Karena Frimme Hersh punya kontrak dengan Tuhan!”

Diterbitkan pertama kali pada Oktober 1978, cerita bergambar (komik, jika Anda mau menyebutnya begitu) karya Will Eisner itu merupakan monumen. Karya itu bukan saja mengukuhkan penciptanya sebagai pengarang cerita bergambar yang punya kontribusi signifikan dalam perkembangan komik sebagai medium, melainkan juga menempatkannya sebagai pelopor penting novel grafis, komik sebagai karya sastra. Melalui bukunya ini, Eisner, yang waktu itu berusia 61 tahun dan sudah berpengalaman sejak 1930-an dengan beragam karya, memperkenalkan konsep sejilid buku…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…