Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Pendidikan Kita Lemah di Etika

Edisi: 37/41 / Tanggal : 2012-11-18 / Halaman : 164 / Rubrik : WAW / Penulis : Adek Media Roza, Mitra Tarigan,


Dua bulan belakangan, rencana perubahan kurikulum sekolah dasar membuat sebagian orang tua siswa dan guru cemas. Para orang tua tidak sreg dengan penghapusan bahasa Inggris karena khawatir anak mereka kesulitan go international bila tak belajar bahasa asing sejak dini. Para guru tak kalah gundah. Peleburan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial dan ke dalam pelajaran bahasa Indonesia cukup membingungkan.

Ya, mulai tahun ajaran yang akan datang, anak SD akan mendapat menu belajar baru, yang lebih sederhana dibanding Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berlaku sejak 2006. Saat ini, pembahasan kurikulum sedang berlangsung di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dari sebelas mata pelajaran yang ada di kurikulum sekarang, diperkirakan hanya lima hingga tujuh yang tersisa. "Berapa jumlah pastinya belum ditentukan," kata Menteri Mohammad Nuh.

Kendati memicu banyak kontroversi, penyederhanaan kurikulum boleh dianggap sebagai kabar baik. Ini jawaban atas keluhan beratnya beban yang harus dipikul anak-anak sekolah dasar. Selain mengikuti kurikulum nasional, anak-anak harus menelan muatan lokal berupa bahasa dan kebudayaan daerah setempat, plus sejumlah pelajaran agama bila belajar di sekolah berbasis agama. Tak mengherankan, tas sekolah anak SD menyamai ukuran ransel para backpacker.

Selain lebih sederhana, kurikulum baru diharapkan menumbuhkan kreativitas siswa serta cita rasa terhadap seni dan budaya. Karena itu, dalam pembahasannya, Kementerian melibatkan sejumlah sastrawan dan budayawan. "Agar ada sentuhan estetis," kata Menteri Pendidikan. Ia optimistis kurikulum baru bisa dirampungkan di pengujung tahun ini. Publik pun berkesempatan mengkritik draf kurikulum yang akan diunggah ke situs Internet Kementerian.

Senin petang dua pekan lalu, Adek Media Roza dan Mitra Tarigan menemui Nuh di kantornya di Senayan, Jakarta, untuk sebuah wawancara khusus tentang pendidikan, terutama soal kurikulum baru tersebut.

Ada kesan, tiap ganti menteri, ada pergantian kurikulum.

Sebenarnya kesan itu hendak saya hindari. Tapi, kalau tidak diganti, nanti orang bilang kok kurikulum…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…