SENAYAN, SETELAH TAWUR MASAL ... ; PERSIB JUARA

Edisi: 03/20 / Tanggal : 1990-03-17 / Halaman : 70 / Rubrik : OR / Penulis :


Kompetisi perserikatan, kendati modalnya cuma semangat dan teknik ala kadarnya,
ternyata tetap merupakan pertandingan sepak bola yang ditunggu puluhan ribu
penonton. Sayang, masih ada baku hantam di sana.

; STADION Utama Senayan, kunang-kunang raksasa yang berpendar terang di metropolitan
Jakarta, sudah kembali lengang dan gelap. Tak ada lagi ledakan teriakan gool...
gooll... goolll. Tak ada lagi perang lempar-melempar botol minuman di bangku
penonton. Spanduk-spanduk dan poster berukuran gajah sudah digulung. Ratusan bis
dari Surabaya dan Bandung, yang membawa ribuan orang yang gila bola, kembali ke
pangkalannya.

; Dan ini yang lebih penting. Di lapangan hijau, tak ada lagi baku hantam,
tawur masal, atau acara nonbola lainnya. Kapak peperangan yang diayunkan sejak
Ahad minggu lalu kini sudah disimpan. Itulah akhir Kompetisi Divisi Utama
Perserikatan. Kompetisi dengan cacatan -- atau mungkin noda -- yang dalam: ada
adu pukul, ada wasit yang dimaki, diburu, dan dibanting pemain di lapangan.
Bahkan kabarnya ada "cerita lama" yang tak habis-habisnya: suap. Sementara
itu, di langit-langit Senayan ada poster besar bertuliskan: Fair Play, Please.

; Alhamdulillah, pertandingan final Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya
berjalan tanpa "kungfu". Entah karena sebelum bermain Menko Polkam Sudomo
menyalami pemain satu per satu, yang diantar oleh Ketua Umum PSSI Kardono.
Atau mungkin ada doa dari jauh, dari warga yang kena musibah letusan Gunung
Kelud yang menerima bantuan Rp 25 juta dari PSSI, yang merupakan sumbangan
penonton kompetisi kali ini.

; Di partai final itu, Persib tampil rapi, solid, dan enak ditonton. Pelatih
Ade Dana berhasil menggabungkan pemain-pemain "karatan" seperti Adeng Hudaya,
Ajat Sudrajat, dan Jajang Nurjaman dengan tenaga muda Nyangnyang, Sutiono, dan
Dede Rosadi. Kendati tak merupakan revolusi, ada warna baru di tubuh Persib:
operan-operan pendek yang cepat dan mengalir ke depan, lalu "tik-tak tajam" di
depan gawang lawan. Di depan, kecepatan serta kejelian Sutiono dan Nyangnyang
menyambar umpan-umpan dari second line sudah terbukti menggetarkan pertahanan
kesebelasan lawan. Dalam empat pertandingan di Senayan, ada tujuh gol yang
dicetak pasukan "Bandung Lautan Api" itu.

; Sebenarnya, semua kunci serangan Persib cuma datang dari dua orang: Yusuf
Bachtiar dan Ajat Sudrajat. Para penggemar Persebaya boleh kesal melihat kedua
orang ini bebas berkeliaran di lapangan tengah. Padahal, Persebaya, yang
bermain dengan 4-4-2, seharusnya lebih unggul di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…