Odong-odong Tintin dan Gong Wukir

Edisi: 08/43 / Tanggal : 2014-04-27 / Halaman : 62 / Rubrik : SN / Penulis : Alia Swastika, ,


Sepanjang tiga pekan pada Maret lalu, Tintin Wulia sibuk mondar-mandir di beberapa bengkel kerja dan Alun-alun Selatan Yogyakarta. Bersama beberapa temannya, seniman Indonesia yang kini bermukim di Brisbane, Australia, itu terlihat mengayuh sepeda berwarna mencolok yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa di Alun-alun Selatan. Sepeda itu acap disebut odong-odong.

Belakangan odong-odong menjadi wahana permainan anak-anak yang populer, terutama di area Alun-alun Selatan Yogyakarta. Selain menggunakan warna dan lampu gemerlap sebagai daya tarik, hampir semua odong-odong di kawasan itu riuh dengan musik ingar-bingar. Dibantu beberapa teknisi dan ahli elektronik, Tintin memanfaatkan kepopuleran odong-odong menjadi sebuah karya dalam pameran "Instrument Builders Project #2", yang dibuka pada 11 April lalu.

"Instrument Builders Project" merupakan pameran kolaborasi yang melibatkan seniman visual dan musik dari Indonesia dan Australia. Kristi Monfries, inisiator proyek itu, mengundang seniman untuk berproses bersama. Selama sebulan mereka bergulat di studio Indonesian Contemporary Arts Network. Selama proses berlangsung, para pengunjung pun bisa datang untuk berinteraksi dan melihat proses kerja seniman.

Beberapa seniman…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.