JALAN PANJANG MENYINGKAP MISTERI

Edisi: 31/20 / Tanggal : 1990-09-29 / Halaman : 73 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Kusumah, Budi


HINGGA Selasa pekan ini, genap 12 hari Dicky Iskandar Di Nata mendekam di
rumah tahanan Kejaksaan Agung. Sudah 12 hari pula, pihak Kejagung menyidik ke
sana-kemari untuk mengetahui berapa besar harta yang dimiliki oleh bekas Wakil
Dirut Bank Duta ini. Dari gerakan awal yang dilakukan para penyidik,
tampaknya, mereka sudah sangat yakin bahwa hanya Dicky seoranglah yang paling
bertanggung jawab atas menguapnya dana Bank Duta senilai ratusan milyar
rupiah.

; Memang, empat direktur Bank Duta yang lain ikut didengar keterangannya, tapi
tidak sampai harus menginap di sel Kejagung. Bekas komisaris utama Bustanil
Arifin juga disebut-sebut akan diminta tampil sebagai saksi, tapi hanya sampai
di situ. Singkatnya, belum ada kemajuan kongkret.

; Dicky, yang tersangka itu, dikabarkan terkena flu pekan lalu -- mungkin karena
belum terbiasa dengan iklim di kamar tahanan. Selebihnya, belum ada satu pun
keterangan dari Dicky yang kira-kira bisa memperjelas rekonstruksi krisis Bank
Duta, dan seberapa jauh keterlibatan mantan wakil direktur utama itu di sana.

; Angka kerugian masih simpang-siur. Ada yang bilang 310 juta dolar, ada pula
yang mengatakan sampai 417 juta dolar. Dan terakhir, kata sebuah sumber,
ketekoran Bank Duta akibat permainan valas hanya 297 juta dolar -- sekitar Rp
553 milyar.

; Ketiga angka tersebut diperoleh TEMPO dari sumber-sumber yang cukup layak
dipercaya. Tapi, mana yang benar? No comment. Pihak kejaksaan menyatakan
penyidikan belum tuntas, hasil auditing pembukuan Bank Duta oleh Bank
Indonesia pun sampai saat ini belum muncul.

; Mungkin karena itulah hari-hari terakhir ini, pihak Kejagung memusatkan
penyidikannya pada Dicky. Namun, perlu diketahui, menggarap soal yang satu ini
pun bukan perkara gampang. Contoh paling nyata adalah pelacakan harta benda
Dicky. Sudah sejak pagi-pagi, beberapa perusahaan yang diduga keras punya
kaitan dengan dana Bank Duta yang diselewengkan membantah keras.

; PT Citra Sari Makmur, misalnya, perusahaan yang bergerak di berbagai bidang
usaha, dan tempat Arnie (istri kedua Dicky) menanamkan modalnya. Citra Sari
dinyatakan meminjam pada Bank Duta tanpa melalui prosedur istimewa.
Pinjamannya juga cuma Rp 30 milyar.

; Pengusaha sebuah hotel di Bali juga menyuarakan bantahan yang sama telaknya.
Dan agaknya, masih akan ada pengusaha yang membantah keras, seraya mengaku
tidak tahu-menahu soal Dicky. Sekalipun banyak sangkalan, tetap banyak saja
perusahaan yang layak dicurigai. Kejagung kini tengah mengawasi sedikitnya 12
perusahaan yang sama sekali tak mencantumkan nama Dicky.

; Hal yang sama terjadi di beberapa perusahaan yang dikenal dengan nama Sidik
Group -- nama…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…