Wisata Kuliner

Edisi: 31/45 / Tanggal : 2016-10-02 / Halaman : 75 / Rubrik : BHS / Penulis : Sapardi Djoko Damono, ,


Sapardi Djoko Damono*

Hidup di Jakarta (dan Depok, Bogor) tidak bisa dipisahkan dari kemacetan, kata orang. Kemacetan jelas tidak membahagiakan dan menyehatkan, tapi bisa saja digeser menjadi sejenis wisata kalau saja kita punya niat mengubahnya, dan caranya mudah saja—antara lain dengan mengamati nama-nama warung sepanjang jalan; semakin macet, biasanya semakin banyak warung. Dan memang di pinggir jalan serupa itulah kita menemukan deretan warung, atau resto, yang bersaing menjerat pengendara motor yang kelelahan dan kelaparan dalam perjalanan pulang. Kalau di kompleks perumahan atau kampung makanan dijajakan dengan teriakan dan bunyi-bunyian, di sepanjang jalan macet yang mahabising oleh knalpot dan klakson upaya memanfaatkan bunyi untuk menjerat pelanggan tentu tidak semestinya dilakukan. Kecuali hanya membikin serak si penjual, juga berpotensi mengganggu pengguna jalan yang diam-diam tentu memimpikan suasana tenang.

Wisata kita tidak harus berujung pada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04

Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…

P
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18

Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…

M
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06

Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…