In Memoriam Nyi Rubinem (1927-2017) Pesinden Kesayangan Bung Karno

Edisi: 09/46 / Tanggal : 2017-04-30 / Halaman : 58 / Rubrik : SN / Penulis : Anang Zakaria, ,


Kios itu telah berganti wajah. Dua tahun lalu, sebuah warung gudeg berada di sana. Kini kios seluas sekitar 21 meter persegi yang terletak di sudut Terminal Jombor, Yogyakarta, tempat bus-bus antre menanti penumpang itu telah berganti menjadi toko makanan dan minuman ringan. "Dulu ini warung gudegnya Mbah Rubinem," kata seorang tukang ojek yang biasa mangkal di Terminal Jombor.

Rubinem, sang penjual gudeg, adalah pesinden kenamaan pada 1950-1960-an. Perempuan bernama lengkap Maria Magdalena Rubinem itu juga merupakan pesinden kesayangan Presiden Sukarno. Setelah tak menjadi pesinden, perempuan kelahiran 1927 itu berjualan gudeg.

Sejak dua tahun lalu, Rubinem berhenti berjualan gudeg. Ia lalu menghabiskan hari tuanya bersama anak angkatnya, Sri Sukapti, di rumah kontrakan sederhana yang terletak di gang sempit di bilangan Kutu Asem, Sleman, Yogyakarta. "Semua harta benda habis akibat ditipu orang," kata Jumiyem, 59 tahun, yang membantu Rubinem berjualan gudeg di Terminal Jombor.

Padahal, pada masa jayanya berdagang gudeg, Rubinem bisa mengumpulkan uang untuk membeli dua rumah dan satu mobil. "Meski semua harta yang ia kumpulkan habis, Mbah Rubinem tak pernah mengeluh," ujar Jumiyem. "Ia juga pekerja keras."

Pada 13 April lalu, Rubinem wafat di Rumah Sakit…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.