SETELAH 17 TAHUN, DEBAT PATUNG

Edisi: 33/12 / Tanggal : 1982-10-16 / Halaman : 13 / Rubrik : KT / Penulis :


GAGASAN pertama datang dari Irjen Departemen Luar Negeri Sarwo Edhie Wibowo. Dalam suatu wawancara dengan Antara menjelang Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, bekas Komandan RPKAD itu menghimbau agar patung Pak Tani dan istrinya, terletak di Taman Menteng Raya, Jakarta Pusat, dimuseumkan.

Menurut Sarwo Edhie, patung yang melukiskan seorang petani menyandang bedil dengan sangkur terhunus dan pistol itu pemberian pemerintah Uni Soviet pada Indonesia semasa pemerintahan Soekarno. Modelnya dianggapnya pengejawantahan petani yang dipersenjatai. "Patung itu patung Pak Tani Komunis. Mana ada petani kita sikap angkuhnya begitu. Tidak ada! Di Indonesia mana ada petani yang angkuh? Petani kita sopan-sopan," katanya.

Karena menanggap patung itu pengejawantahan Angkatan kelima PKI, Jarwo Edhi menghimbau Gubernur Jakarta Suprapto agar meninjau kembali pemasangan patung tersebut. "Kalau patung Pak Tani BTI (Barisan Tani Indonesia-organisasi PKI; Red), apa haru kita pasang terus?", ujar Letjen (Pur.) Sarwo Edhie.

Gubernur Suprapto tampaknya berhati-hati menanggapi usul itu. Menurut dia perlu lebih dulu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
LEDAKAN DI MALAM NATAL
1985-01-05

Bom meledak di dua tempat di gedung seminari alkitab asia tenggara dan di gereja katolik…

S
SENAYAN MENUNGGU PAK DAR
1984-02-11

Keppres no.4/1984, seluruh kompleks gelora senayan (tanah yang diperuntukkan asian games ′62), dinyatakan sebagai tanah…

Y
YANG TERTIB DAN YANG MENGANGGUR
1983-04-09

Berdasarkan perda no.3/1972, gubernur soeprapto, akan melakukan penertiban terhadap bangunan liar dan becak-becak. bangunan sepanjang…