TRIO WANITA

Edisi: 01/01 / Tanggal : 1971-03-06 / Halaman : 37 / Rubrik : SN / Penulis :


DI Teater Arena Taman Ismail Marzuki pertengahan Pebruari,
penari Farida Sjuman menggeliat keluar dari tradisi. Dia djatuh
dan bangun dilantai pentas. Dia berkata: "Mengapa orang harus
selalu memakai Tschaikovsky atau gubahan klasik lainnja?
Lihatlah, kostumpun saja buat sangat sederhana". Dan setelah
mentjopot tetek-bengek jang berselawiran, dia menarik musik
Mochtar Embut, Wajan Dija dan Suroso, mengiring tarian. Maka
tampillah dari Farida "balet Indonesia" -- atau begitulah
naga-naganja.

; Nomor pertama: Aku, adalah satu impresi sadjak Semangat Chairil
Anwar. Dan apakah hasilnja? Orang-orang pada mendjungking. Lalu
bangkitlah penari Sentot sebagai sang Aku, dalam
perempuan-perempuan bergelimpangan. Sentot melangkahi
perempuan-perempuan, Sentot mendetak dalam ketegangan jang diam,
dalam garis-garis patah dan tadjam. Sentot memegang satu-persatu
tangan perempuan jang menggapai dia, menjeret salah seorang
djauh keluar kerumunan, mengibaskannja dengan angkuh. Lalu
meneganglah dia: "Aku mau hidup seribu tahun lagi!" Dan
benar-benar hiduplah sang Aku, begitu heroik begitu dramatik --
meskipun orang djadi teringat pada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.