YANG DIPIKIR BANKIR-BANKIR

Edisi: 13/01 / Tanggal : 1971-05-29 / Halaman : 48 / Rubrik : EB / Penulis :

IDHAM. Kata setengah tjerita Bank Niaga jang dipimpinnja sedjak
tahun 1950-an tidak termasuk besar. Tapi menurut Alex Fransz
dari City Bank: "Itulah salah satu dari tiga bank jang paling
kuat dan paling konservatif". Ketika ditanja tentang ide
perluasan bank asing di Indonesia, Idham jang djuga mendjadi
ketua Perbanas termasuk jang was-was. "Mereka terdiri dari
kapital raksasa, sedang bank-bank swasta tjukup mengalami
masa-masa pahit". Dalam logat Betawi, sembari membersihkan
katjamatanja, Idham mentamzilkan: "Sama sadja seperti mesin
giling diadu gerobak". Mungkin karena takut dilindas, ketua
Perbanas kurang sreg kalau suatu ketika dibuka kesempatan untuk
joint-venture dengan bank asing. Kalau sampai begitu, katanja,
ada dua kemungkinan: atau bank-bank swasta disisihkan, atau
kerdjasama dalam praktek djadi pintjang. Walaupun diakuinja
dengan djalan itu akan terdjadi tjara kerdja dan pembukuan jang
rapi. Bagaimana kalau liwat operasi bersama dimana bank-bank
asing mempertjajai akan uangnja kepada bank swasta? "Itu memang
jang kita ingini. Tapi apa mereka jakin akan kemampuan bank-bank
swasta untuk memutarkan uangnja?"

; Soalnja tampak serba-salah. Tapi siapa jang salah? "Tidak ada
jang bisa disalahkan", katanja. Tak ajal lagi, Idham mengakui
perlu ada bank asing di Djakarta. "Terutama dimata
investor-investor luar negeri. Bank-bank asing sekaligus
merupakan penasehat mereka". Sebagai orang bank jang berhasil
menembus masa sulit, Idham menilai kelemahan lembaga-lembaga
perkreditan swasta bukan karena modalnja sadja jang…

Keywords: -

---

Foto Terkait