Tak Mengeluh Dihadang Teluh
Edisi: 47/34 / Tanggal : 2006-01-22 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Rulianto, Agung , Hasugian, Maria , Kusuma, Mawar
HAMPIR setiap hari Hendarman Supandji pulang larut malam. Begitu pula Selasa dua pekan lalu. Lelah dikuras kerja bertumpuk, Ketua Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi itu menyalakan televisi di kamar tidur, sambil menunggu kantuk.
Hingga tengah malam, mata Hendarman belum terpejam. Tiba-tiba, siiirrrâ¦, ada butiran kecil jatuh ke atas rambutnya. âPaling juga kerikil,â pikir Jaksa Agung Muda Pidana Khusus di Kejaksaan Agung itu.
Dia tak peduli. Eh, jatuh lagi di bahu, di lengan, di mana-mana. Tapi kantuknya juga semakin berat. Dia tak begitu acuh. Cuma, kok aneh, benda jatuh itu terasa hidup, menggeliat, menjalarâ¦.
Hendarman menoleh. Astaga! Benda jatuh itu ternyata ulat, belatung sebesar kepala korek api. Beberapa ekor bahkan sudah menari dan menggeliat di lengan dan bahunya. Alamak!
Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, itu terkejut dan menepiskan makhluk melata yang biasanya suka merubung bangkai itu. âDari mana asalnya?â ia berpikir. Begitu memandang plafon kamarnya, Hendarman melompat dari tempat tidur. Di sana sudah bergelayutan ratusan, mungkin ribuan, belatung yang siap âmenetesâ ke kasur.
Mula-mula Hendarman masih berusaha mengibaskan ulat-ulat itu ke sana kemari.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?