Bagai Pasir Di Sepatu

Edisi: 27/34 / Tanggal : 2005-09-04 / Halaman : 24 / Rubrik : NAS / Penulis : Rulianto, Agung , Parerra, Philipus , Yophiandi

PENGUMPULAN tanda tangan itu batal. Padahal beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat sudah menunggu kemunculan Aria Bima, anggota Fraksi PDI Perjuangan. Rencananya, Aria akan mengumpulkan tanda tangan anggota Dewan untuk menggunakan hak interpelasi atau hak meminta penjelasan kepada presiden, seusai salat Jumat pekan lalu.

PDIP berniat meminta presiden menjelaskan latar belakang pemerintah membuat nota kesepahaman dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Senin dua pekan lalu di Helsinki, Finlandia. Namun, hingga sore Aria tak tampak. Anggota Dewan dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, Effendi Choiri, yang sudah setuju dengan rencana Aria, kecele. ”Saya bilang ke Aria, kalau sudah dirumuskan, saya pasti akan tanda tangan,” kata Effendi.

Pada hari yang sama, Komisi III DPR meluluskan permintaan presiden memberikan amnesti kepada 1.424 anggota GAM yang ditahan. Seluruh anggota komisi menyetujuinya dengan memberikan tujuh butir pertimbangan. PDI Perjuangan, yang sebelumnya keras menentang, ikut mengamini.

Sebelumnya, pemerintah sempat khawatir anggota Fraksi PDI Perjuangan di Komisi III akan menentang pemberian amnesti. Meski amnesti menjadi hak presiden, pertimbangan DPR tak bisa diremehkan. Proses perdamaian dengan GAM bagaimanapun masih harus melalui proses panjang yang melibatkan DPR. Satu di antaranya adalah persetujuan DPR untuk membentuk undang-undang yang mengizinkan dibentuknya partai lokal di Aceh.

Keberatan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu terhadap perundingan Helsinki sudah tampak saat rapat kerja DPR dengan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaludin dan Menteri Sekretaris Negara…

Keywords: -

---

Foto Terkait