Mereka Bergandengan Tangan di Monas

Edisi: 46/31 / Tanggal : 2003-01-19 / Halaman : 105 / Rubrik : EB / Penulis : Listiaji, Prasidono, ,


KAMIS siang pekan lalu, Dewi Motik Pramono berdiri berjajar dengan Muchtar Pakpahan di depan Istana Negara. Sama-sama berkeringat, seiring dalam aksi unjuk rasa, bergantian meneriakkan pidato. Kelihatan sependeritaan. Rupanya, slogan para politikus ”tak ada musuh yang abadi, yang ada kepentingan bersama” juga berlaku di bidang ekonomi. Dewi, si pengusaha garmen, punya kebutuhan sama dengan Muchtar, Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI): menentang kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif listrik, dan tarif telepon secara berbarengan. Setiap kelompok membawa sekondannya. Ada pengusaha Haryadi Sukamdani, Poppy Dharsono, dan puluhan pengusaha lainnya, yang berdampingan dengan puluhan organisasi buruh dan mahasiswa seperti Front Nasional Buruh Indonesia (FNBI) dan Persaudaraan Pekerja Muslim…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…