Mayjen (purn.) Syamsir Siregar: De-hendro-isasi? Saya Dan Hendropriyono Biasa Saja...
Edisi: 51/33 / Tanggal : 2005-02-20 / Halaman : 43 / Rubrik : WAW / Penulis : Wijayanta, Hanibal W.Y. , Agustina, Widiarsi , Aryanto, Y. Tommy
PATUNG pendekar telik sandi yang telah berdiri angker puluhan tahun di depan pintu masuk markas Badan Intelijen Negara (BIN) di Pejaten Timur, Jakarta Selatan, sudah digusur dari tempatnya. Sejak setahun lalu patung si pendekar sudah diganti dengan patung Soekarno-Hatta yang lebih ramah. Tapi tetap saja aura seram terasa di markas dengan pagar kawat tinggi itu.
Kesan seram itu "warisan" Orde Baru. Kantor itu di masa lalu menyimpan sejumlah perkara yang luput dari pengawasan publik. Di era keterbukaan ini, ada tuntutan agar sisi "gelap" dunia intelijen itu dikurangi. Presiden Yudhoyono ketika melantik Mayjen (Purn.) Syamsir Siregar, 8 Desember 2004, berharap pejabat baru ini memperbaiki kinerja BIN. Intel Indonesia di masa depan, dalam bayangan Presiden Yudhoyono, adalah kumpulan orang swasta yang pintar dan tajam analisisnya. Selama ini "intel Melayu" sering digambarkan sebagai sosok berkacamata hitam, berjas panjang dengan kerah diangkat tinggi, sering bertindak konyol, dan bekerja mengendap-endap dalam "kegelapan".
Tentu tak mudah mengubah pandangan masyarakat ini. Tapi Syamsir Siregar tetap harus mengupayakan perubahan itu. Ia punya bekal pengalaman cukup: pernah menjabat Kepala Badan Intelijen ABRI. Perubahan itu dimulainya dari dalam. Dua bulan menjabat, Syamsir menyeret Kepala Staf Harian Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal) Brigjen Polisi (Purn.) Zyaeri dan anak buahnya ke Markas Besar Polri. Orang-orang dalam BIN itu dituduh membuat uang dan cukai palsu.
Selanjutnya, Syamsir menciutkan jumlah eselon satu BIN. Beberapa deputi dan direktur yang diangkat oleh Letjen (Purn.) Hendropriyono sebagai Kepala BIN lama dimutasi. Sejumlah nama baru yang dikenal sebagai anggota tim sukses Presiden Yudhoyono selama pemilu presiden akan masuk ke Pejaten Timur. Maka, muncullah isu bahwa Syamsir tengah melakukan "de-Hendro-isasi". Syamsir menangkis tuduhan itu. "Saya biasa saja dengan Hendro," katanya.
Apa saja yang akan dilakukan Syamsir untuk mempermak wajah BIN dan 1.400 orang anggotanya? Kamis pekan lalu, wartawan Tempo Hanibal W.Y. Wijayanta, Widiarsi Agustina, Y. Tommy Aryanto, serta fotografer Bernard Chaniago menemui lelaki kelahiran Pematang Siantar, 23 Oktober 1941, itu di kantornya. Ia didampingi Deputi II/Dalam Negeri, Manunggal Maladi, dan Deputi IV/Pengamanan, Irjen Pol. J. Wahyu Saronto. Selama dua jam, Syamsir menjawab semua pertanyaan Tempo diselingi guyon dan gelak tawa. Berikut petikannya.
Apa yang Anda lakukan setelah dilantik sebagai Kepala BIN?
Seperti yang dikumandangkan SBY, tugas aparatur negara antara lain memberantas KKN. BIN juga harus independen, tidak berpihak kepada partai atau golongan. BIN bertugas untuk kepentingan negara dan bertanggung jawab kepada presiden selaku kepala negara. Anggota BIN harus nonpartisan, tidak berpihak kepada partai mana pun, orang profesional. Artinya, bukan hanya pintar, bukan hanya mampu. Kalau pintar…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…