Kami Kehilangan Harapan Kepada Asean
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-06-12 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :
SELALU tampil necis dan mengenakan setelan, Dokter Sasa berpindah dari satu diskusi ke diskusi lain melalui konferensi video. Ia tak pernah bersedia mengungkap keberadaannya. Lewat perbincangan virtual, politikus asal Lailenpi, Negara Bagian Chin, Myanmar, ini tampil mewakili Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) Myanmar ke seluruh penjuru dunia. NUG adalah pemerintah tandingan bentukan koalisi masyarakat sipil prodemokrasi dan anggota parlemen terpilih yang disingkirkan junta militer melalui kudeta 1 Februari lalu.
Sasa, 41 tahun, yang didapuk sebagai Menteri Kerja Sama Internasional dan juru bicara NUG Myanmar, getol bersafari politik menggalang dukungan ke berbagai komunitas internasional. Ia berdiskusi dengan para pejabat dan politikus Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, juga anggota parlemen dan ilmuwan Jepang. Namun ia belum bisa menjangkau perwakilan negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). "Tentu saja kami siap dan terbuka jika ada pemerintah di kawasan ASEAN yang ingin berbicara dengan kami," kata Sasa dalam wawancara khusus dengan Tempo melalui konferensi video, Senin, 7 Juni lalu.
Ia sedang berada di Ibu Kota Naypyidaw pada pagi saat kudeta terjadi. Sasa semula akan dilantik sebagai salah seorang anggota kabinet bentukan Aung San Suu Kyi setelah sukses membantu pemenangan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di Negara Bagian Chin pada 8 November 2020. Namun rencana itu buyar setelah junta militer yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing merebut kekuasaan dari tangan NLD. Dengan berpakaian seperti sopir taksi, Sasa berhasil menghindari Tatmadaw—sebutan untuk militer Myanmar—dan pergi ke tempat aman.
Dari persembunyiannya, Sasa mengamati setiap detail perkembangan situasi di Myanmar berikut reaksi negara-negara lain. Ia mengkritik ASEAN yang tidak mengundang perwakilan NUG dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) di Jakarta pada 24 April lalu, sementara Jenderal Min Aung Hlaing menghadiri pertemuan yang menghasilkan lima poin konsensus untuk mengakhiri krisis Myanmar itu. "Setiap diskusi, pembicaraan, atau pertemuan tentang masa depan Myanmar seharusnya melibatkan rakyat Myanmar. Kami adalah representasi rakyat Myanmar," ujar Sasa.
Kepada wartawan Tempo, Sapto Yunus, Iwan Kurniawan, Mahardika Satria Hadi, Gabriel Wahyu Titiyoga, dan Istman Musaharun Pramadiba, Sasa menceritakan diplomasinya ke berbagai pihak, potensi perang sipil di negaranya, hingga peran ASEAN dan Indonesia. Ia menyayangkan sikap negara-negara tetangga Myanmar yang tidak mendukung NUG secara terbuka dan tidak tegas terhadap junta militer.
Dalam pertemuan dengan dua delegasi ASEAN di Naypyidaw, 4 Juni lalu, Jenderal Min Aung Hlaing berjanji menggelar pemilihan umum. Apakah itu realistis?
Itu omong kosong dan tidak dapat diterima. Beberapa lembaga pemantau independen menyatakan pemilu Myanmar tahun lalu berlangsung bebas, adil, dan demokratis. Tapi semua berubah karena Ming Aung Hlaing ingin menjadi presiden. Menurut hukum, dia harus pensiun pada usia 65 tahun. Ia semula ingin memenangi pemilu lewat koalisi dengan partai-partai promiliter dan dukungan 25 persen anggota parlemen dari unsur militer. Dengan menjadi presiden, dia akan berkuasa selamanya seperti diktator. Dia ingin membangun kediktatoran militer sebagai sistem politik negara. Tapi rakyat Myanmar menolaknya. Dia tak bisa menerima kekalahan itu. Jadi dia membuat daftar 10,4 juta pemilih palsu. Dengan daftar itu, dia menilai…
Keywords: Min Aung Hlaing, Aung San Suu Kyi, Kudeta Militer Myanmar, Junta Militer Myanmar, NLD, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…