Laporan Jangan Hanya Lip Service

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-07-10 / Halaman : / Rubrik : WAW / Penulis :


MENTERI Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengerahkan beberapa perusahaan pelat merah strategis untuk mengatasi kelangkaan tabung oksigen medis bagi pasien Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19. Erick menugaskan Pertamina, Perusahaan Gas Negara, Krakatau Steel, hingga Perusahaan Listrik Negara membantu pemenuhan pasokan oksigen medis di rumah-rumah sakit rujukan. “Mau tidak mau kami mengalihkan beberapa BUMN untuk produksi oksigen,” kata Erick, 50 tahun, dalam wawancara khusus dengan Tempo di rumah dinasnya, Selasa malam, 6 Juli lalu.
Tingginya lonjakan angka kasus Covid-19 di Pulau Jawa dalam beberapa hari terakhir membuat kebutuhan oksigen untuk sektor medis meningkat tajam. Di tempat-tempat pengisian ulang oksigen, antrean warga yang membawa tabung tampak mengular. Bahkan ada pasien Covid-19 di Mojokerto, Jawa Timur, yang terpaksa ikut mengantre membeli oksigen setelah ditolak rumah sakit karena kapasitas penuh. Kelangkaan pasokan membuat harga oksigen medis melambung tinggi. Erick juga turun tangan menjaga ketersediaan obat-obatan untuk terapi Covid- 19. Salah satunya ivermectin, obat pembasmi infeksi cacing parasit pada tubuh manusia dan hewan yang akhir-akhir ini semakin sulit dicari. Ivermectin banyak diburu karena diyakini mujarab untuk menyembuhkan pasien corona. Di tengah polemik ivermectin yang belum lulus uji klinis, Erick memerintahkan dua badan usaha milik negara sektor farmasi, PT Indofarma dan PT Kimia Farma, menggenjot produksi obat cacing itu dan mengedarkannya sebagai obat terapi Covid-19.
Kepada wartawan Tempo, Budi Setyarso, Erick menceritakan pandemi membuatnya bekerja ekstra. Selain membenahi dan memimpin transformasi BUMN, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ini juga sering turun ke lapangan, antara lain terlibat dalam perburuan vaksin hingga mengatasi persoalan oksigen dan obat. Erick juga menjelaskan perihal krisis yang menimpa maskapai Garuda Indonesia, polemik komisaris BUMN, hubungannya dengan Presiden Joko Widodo, hingga peluangnya sebagai calon presiden pada 2024.
Keadaan sekarang masih gawat dengan banyaknya orang yang terkena Covid-19 dan kesulitan mendapatkan akses perawatan di rumah-rumah sakit. Apa langkah yang diambil pemerintah pusat?
Sampai hari ini formula mengatasi Covid-19 di semua negara berubah. Kita enggak boleh menyerah. Saya melihat pasti ada jalan tapi formulanya, peta jalannya, sama-sama harus kita bedah ulang. Sekarang rapat yang dipimpin Pak Menko Luhut (Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan), terutama untuk Jawa-Bali, kembali seperti masa awal Covid-19. Sehari bisa tiga kali rapat.
Apa saja yang dibicarakan?
Macam-macam. Dua-tiga hari lalu, misalnya, kami rapat mengenai ketersediaan oksigen. Kami memetakan bersama Pak Menkes (Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin) dan Pak Menperin (Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita). Menko Airlangga (Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto) sepertinya juga ada. Dipetakan berapa banyak produksi oksigen. Ternyata produksi oksigen kita 70 persen buat industri, 30 persen buat kesehatan. Dengan sekarang banyak yang memerlukan oksigen, ini sepertinya perlu diubah. Komposisi kesehatannya menjadi lebih besar. Tapi, kan, industrinya enggak boleh berhenti juga.
Bagaimana solusinya?
Kita mencoba mencari ekuilibrium. Kita antisipasi seperti apa kebutuhan oksigen dua minggu ke depan. Kemarin di rapat terbatas juga sempat dibahas bagaimana kalau kapasitas oksigennya sudah tidak mencukupi. Mau tidak mau kami mengalihkan beberapa BUMN untuk produksi oksigen. Tapi skalanya kecillah dibanding swasta karena kami bukan ahlinya. Kalau nanti (krisis oksigen) melebar ke Sumatera, mau tidak mau kita harus impor karena tabung oksigen enggak mungkin dibikin…

Keywords: Erick ThohirTransformasi BUMNCovid-19Ivermectin
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…