Langkah Zigzag Jusuf Kalla.

Edisi: 20/47 / Tanggal : 2018-07-15 / Halaman : 24 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wayan Agus Purnomo, Budiarti Utami Putri, Hussein Abri Dongoran


SUSILO Bambang Yudhoyono menggamit Muhammad Jusuf Kalla ke ruang kerjanya di rumahnya di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Senin dua pekan lalu. Di belakang keduanya, putra pertama sahibulbait, Agus Harimurti Yudhoyono, mengiringi. Hari itu, Kalla memboyong istrinya, Mufidah Miad Saad, bersilaturahmi dengan keluarga Yudhoyono.

Di ruang kerjanya, Yudhoyono mulai membicarakan topik-topik serius, seperti pemilihan kepala daerah. Kalla menuturkan, Ketua Umum Partai Demokrat itu juga sempat menanyakan situasi menjelang pemilihan presiden 2019. ”Saya katakan kepada beliau, ’Bapaklah yang punya partai. Saya tidak punya partai’,” ujar Kalla dalam wawancara dengan Tempo, Senin pekan lalu.

Baik Yudhoyono maupun Kalla tak menjelaskan secara detail pembicaraan mereka kepada wartawan yang menunggu. Yudhoyono mengatakan tak membahas soal politik. Ucapan ini diiyakan Kalla. Dia menganggap Yudhoyono sebagai saudara, sahabat, dan bekas atasannya. ”Kami membahas cucu,” ujar Kalla.

Informasi lebih detail mengenai isi pertemuan itu disampaikan Kalla kepada koleganya. Salah satu orang dekat Kalla menuturkan, Yudhoyono banyak mengkritik kinerja pemerintah Presiden Joko Widodo. Salah satunya situasi ekonomi nasional yang makin buruk. Yudhoyono pun mempertanyakan kepemimpinan Presiden Jokowi. Dalam pertemuan itu pula Yudhoyono melempar sinyal bakal mendukung Kalla sebagai calon presiden.

Pertemuan hari itu berakhir tanpa kesepakatan. Lima hari berselang, Yudhoyono
mengutus Wakil Ketua Umum Demokrat Sjarifuddin Hasan atau Syarief Hasan
bertemu dengan Kalla. Syarief datang seorang diri, sedangkan Kalla ditemani
Hamid Awaludin, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada era pemerintahan
Yudhoyono periode pertama.

Kepada Tempo, Syarief mengatakan pertemuan dengan Kalla lebih bersuasana
silaturahmi setelah Lebaran. Namun dia membawa pesan Yudhoyono mengenai
berbagai skenario yang disiapkan Demokrat menghadapi pemilihan presiden.
”Misalnya bagaimana kalau ada poros ketiga,” ujar Syarief.

Bekas Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah itu juga mencoba merayu
Kalla agar berkompetisi pada pemilihan presiden. Syarief memuji Kalla sebagai
tokoh yang memiliki pengalaman dan layak menjadi presiden. Syarief kemudian
meminta Kalla…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…