MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MUHADJIR EFFENDY: Tidak Fair Radikalisme Hanya Ditimpakan Pada Guru.

Edisi: 36/47 / Tanggal : 2018-11-04 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Reza Maulana, Angelina Anjar Sawitri,


HASIL penelitian Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy gusar. Kesimpulan penelitian itu menyatakan 63 persen guru muslim intoleran terhadap pemeluk agama lain.

Survei dilakukan terhadap 2.237 guru sekolah dan madrasah tingkat taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas di 34 provinsi pada Agustus-September lalu. PPIM juga meneliti radikalisme. Hasilnya menunjukkan 14,28 persen guru memiliki tingkat opini radikal dan sangat radikal. Sebanyak 13,3 persen guru, misalnya, setuju dengan pernyataan “menyerang polisi yang menangkap orang-orang yang sedang berjuang mendirikan negara Islam”.

Muhadjir, 62 tahun, membaca hasil penelitian itu pada hari perilisannya, Selasa dua pekan lalu. Doktor ilmu sosial ini hanya butuh hitungan detik untuk memberikan penilaian sementara. “Ini kesimpulan yang ugal-ugalan,” kata Muhadjir di kantornya, Kamis pekan lalu. Ia mempertanyakan sejumlah faktor dalam penelitian tersebut, di antaranya sampel yang kurang dari seperseribu jumlah guru. “Kalau sebanyak itu guru tidak toleran, sudah kacau-balau sekolah-sekolah,” ujarnya.

Setelah hasil penelitian dirilis, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan langsung menghubungi PPIM untuk berdiskusi. Namun para peneliti baru menyediakan waktu bulan depan. Permintaan data penelitian juga tidak dipenuhi. “Kami sangat serius menanggapi temuan ini,” tutur Muhadjir.

Dalam wawancara khusus dengan wartawan Tempo, Reza Maulana dan Angelina Anjar, Muhadjir mengajak sejumlah pejabat penelitian dan pengembangan Kementerian Pendidikan serta membawa setumpuk hasil sejumlah riset. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang periode 2000-2016 itu juga menyinggung soal kampanye di sekolah serta perusakan acara sedekah laut di Bantul, Yogyakarta, yang terjadi pada 12 Oktober lalu.

Apa komentar pertama Anda setelah membaca laporan penelitian tentang guru intoleran?

Ini kesimpulan yang ugal-ugalan.

Apa alasannya?

Intuisi. Saya profesor. Saya sudah ratusan kali meneliti, insya Allah. Jadi, setiap kali membaca hasil penelitian, muncul naluri sebagai orang yang sudah terbiasa meneliti. Ini temuan yang mengejutkan. Kalau sebanyak itu guru tidak toleran, sudah kacau-balau sekolah-sekolah. Saya tidak bisa membayangkannya. Karena itu, saya termasuk yang ragu akan hasil penelitian ini.

Ada basis ilmiah yang mendukung keraguan Anda?

Soal sampel yang kurang satu permil. Sampel penelitian itu 2.237, sementara guru beragama Islam yang berada di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…