Komisaris Jenderal Suhardi Alius, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme: Ini Bukan Sekadar Memulangkan Orang
Edisi: 17/48 / Tanggal : 2019-06-23 / Halaman : 46 / Rubrik : WAW / Penulis : Arif Zulkifli,, Reza Maulana, Hussein Abri Dongoran
KEKALAHAN kelompok Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS, akhir Maret lalu, berimbas pada Indonesia. Sekitar lima ratus orang Indonesia mantan simpatisan ISIS terkatung-katung di berbagai kamp pengungsi di Suriah. Beberapa dari mereka menghubungi keluarga dan ingin pulang kampung.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Suhardi Alius menyatakan pemerintah menindaklanjuti permintaan itu. Namun itu bukan perkara mudah. Undang-Undang Kewarganegaraan menyebutkan orang yang pernah angkat senjata untuk negara lain otomatis kehilangan kewarganegaraannya. Begitu juga orang yang sudah menghancurkan paspor dengan sengaja.
Masalahnya, simpatisan ISIS asal Indonesia, Suhardi melanjutkan, memiliki kekhasan. Berbeda dengan, misalnya, 5.000-an simpatisan asal Rusia yang semuanya merupakan petempur alias kombatan, ââ∠âOrang Indonesia berangkat ke Suriah membawa keluarga,âââ¬Ã katanya. Para perempuan dan anak-anak itu tidak ikut bertempur dan sebagian masih memegang paspor.
Suhardi, 57 tahun, mengatakan simpatisan ISIS itu memiliki paham radikal yang mesti diwaspadai. BNPT beserta Kementerian Luar Negeri akan memberikan serangkaian penyaringan sebelum memulangkan mereka, termasuk terhadap perempuan. ââ∠âPengaruh pada perempuan bisa lebih keras,âââ¬Ã ujarnya. Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI tersebut mencontohkan bom bunuh diri di Sibolga, Sumatera Utara, Maret lalu, yang dilakukan Solimah setelah suaminya, Abu Hamzah, menyerah kepada polisi. Suami-istri itu adalah simpatisan ISIS.
Dalam wawancara khusus dengan wartawan Tempo, Arif ZulkifÃâÃÂli, Reza Maulana, Hussein Abri, dan Angelina Anjar, Suhardi bercerita panjang-lebar tentang pendekatannya terhadap orang-orang yang kembali dari Suriah. Salah satunya Mutsanna, 14 tahun, yang termasuk 18 warga Indonesia yang kembali ke Tanah Air pada 2017. Setelah didekati Suhardi dan dimasukkan ke pesantren, Mutsanna bisa bersosialisasi dengan kawan sepermainannya. ââ∠âPadahal dulu tidak mau ngomong sama sekali, tapi bisa bongkar-pasang senapan AK-47.âââ¬ÃÂ
Apa yang pemerintah lakukan terhadap simpatisan ISIS yang ingin kembali ke Tanah Air?
BNPT sendiri akan melibatkan kementerian yang punya korelasi untuk mereduksi paham mereka, seperti Kementerian Sosial, Kementerian Agama, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kami bergerak sejak bulan lalu dengan rapat lintas kementerian di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Dulu 18 warga negara Indonesia yang kembali dari Suriah pada 2017 dimasukkan ke panti sosial selama satu bulan. Setelah itu, mereka baru bisa kembali ke tengah-tengah masyarakat. Tapi siapa yang bisa menjamin mereka? Salah satu dari 75 WNI yang dideportasi dari Turki karena ingin masuk ke Suriah pada 2017 saja ada yang terkait dengan kasus bom di Surabaya 2018.
Bagaimana mencegah hal serupa terjadi lagi?
Saya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…