Tiga Relief Yang Dilupakan
Edisi: 29/48 / Tanggal : 2019-09-15 / Halaman : 34 / Rubrik : SN / Penulis : Prihandoko, ,
BANGUNAN bekas ruang tunggu very important person (VIP) Bandar Udara Kemayoran di Jalan Angkasa, Jakarta Pusat, itu tampak usang. Lantai kuningnya kusam, cat krem pada beberapa bagian dindingnya mulai mengelupas, serta ada bercak hitam dan cokelat pada langit-langitnya yang putih. Bangunan dua lantai itu tampak sudah lama sekali tidak digunakan dan tidak lagi terurus dengan baik. Itu wajar karena Bandara Kemayoran berhenti beroperasi lebih dari 30 tahun lalu, tepatnya sejak 31 Maret 1985.
Dalam kondisi itu, ruang tunggu VIP Bandara Kemayoran masih menyimpan karya seni bersejarah berupa tiga relief beton modern pertama di Indonesia. Ketiga relief dibuat tiga perupa legendaris yang pernah tergabung dalam Seniman Indonesia Muda (SIM), organisasi seniman yang dibentuk pada 1946, yakni S. Sudjojono (1913-1985), Harijadi Sumodidjojo (1919-1997), dan Soerono Hendronoto (1914-2000). Ketiga relief dibikin bersamaan pada 1957 di Yogyakarta dengan melibatkan 19 perupa SIM, termasuk tiga perupa legendaris itu. ââ∠âAda banyak tukang di Yogyakarta yang membantu mereka, terutama pembuat batu nisan,âââ¬Ã kata Santu Wirono, anak Harijadi Sumodidjojo.
Pembuatan tiga relief itu merupakan gagasan Presiden Sukarno. Tujuannya menyambut tamu negara yang kala itu datang dan pergi melalui bandara yang resmi digunakan pada 8 Juli 1940 tersebut. Tema ketiga relief adalah kekayaan Indonesia. Relief karya Sudjojono diberi judul Manusia Indonesia, buatan Harijadi bertajuk Satwa Indonesia atau Flora dan Fauna Indonesia, dan bikinan Soerono berjudul Balada Sangkuriang. Yuke Ardhiati, doktor sejarah lulusan Universitas Indonesia, mengatakan penamaan tiga relief itu sebenarnya masih belum jelas. ââ∠âBenarkah eksplisit judul itu yang disetujui Bung Karno ataukah sebutan tema saja?âââ¬Ã ujar Yuke.
Dasar argumentasi Yuke adalah narasi dalam relief Balada Sangkuriang karya Soerono. Menurut dia, narasi tersebut lebih luas daripada sekadar cerita rakyat yang berasal dari Jawa Barat, Sangkuriang.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.