Habis Gula Terbitlah Kuota

Edisi: 29/48 / Tanggal : 2019-09-15 / Halaman : 50 / Rubrik : INVT / Penulis : TIM INVESTIGASI., ,

DALAM satu dekade terakhir, gula impor membanjiri pasar domestik lantaran produksi dalam negeri seret. Pada 2008, misalnya, impor gula sebanyak 1,01 juta ton. Jumlah itu meningkat lima kali lipat menjadi 5,02 juta ton atau Rp 26 triliun satu dekade kemudian. Pemerintah lalu mengundang para pengusaha berinvestasi di industri gula untuk mengejar swasembada.

Sebanyak 300 perusahaan kesengsem karena pemerintah berjanji mempercepat perizinan. Jumlah itu mengerucut menjadi 28 perusahaan, kemudian terpilih sepuluh, termasuk PT Jhonlin Batu Mandiri. Perusahaan milik Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam itu hendak mengolah lahan lebih dari 30 ribu hektare untuk perkebunan tebu, pabrik gula, dan peternakan sapi dengan total investasi Rp 3,89 triliun di Bombana, Sulawesi Tenggara. Sebagai insentif untuk para investor, pemerintah memberi mereka jatah mengimpor gula mentah (raw sugar) hingga produksi mencapai swasembada.

Mereka yang Membangun Pabrik Gula

1. PT Pemuka Sakti Manis Indah
Lokasi: Way Kanan, Lampung
Nilai produksi: Rp 2,4 triliun
Kapasitas giling: 12.000 ton tebu per hari (TCD)
Rendemen (%): 9,00
Produksi gula kristal putih (GKP): 194.400 ton

2. PT Sukses Makmur Sejahtera
Lokasi: Dompu, Nusa Tenggara Barat
Nilai produksi: Rp 1,3 triliun
Kapasitas giling: 10.000 TCD
Rendemen: 7,50
Produksi GKP: 120.000 ton

3. PT Gendhis Multi Manis
Lokasi: Blora, Jawa Tengah
Nilai produksi: Rp 1,2 triliun
Kapasitas giling: 6.000 TCD
Rendemen: 9,00
Produksi GKP: 87.200 ton

4. PT Kebun Tebu Mas
Lokasi:…

Keywords: -

---

Foto Terkait