Imaji Dunia Hewan Goenawan Mohamad
Edisi: 38/48 / Tanggal : 2019-11-17 / Halaman : 70 / Rubrik : SN / Penulis : Shinta Maharani., ,
LUKISAN binatang-binatang itu wujud rasa bersalah Goenawan Mohamad sekitar 60 tahun silam. Penyair ini mempunyai pengalaman getir di tempat kelahirannya di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Suatu pagi, Goenawan, yang baru berusia sekolah menengah pertama, menembak mati seekor prenjak. Dia melihat tubuh burung itu memiliki bulu-bulu yang bagus, tapi kepalanya hancur.
Ia juga mengenang petualangan bersama kakaknya di kebun kelapa untuk menembak tupai dengan senapan angin. Tupai waktu itu dianggap sebagai hama di Batang. Goenawan berlatih membidik tupai hingga dia bisa menembak burung lincah bertubuh kecil itu. Dia merasa bersalah dan gegabah telah membunuh burung itu. ââ∠âSaya merasa telah merusak hanya untuk iseng. Sesuatu yang rasanya suci,âââ¬Ã kata Goenawan.
GMâââ‰â¬Âpanggilan akrab Goenawanâââ‰â¬Âmenyesal dan menebus dosanya dengan melukis potret atau wajah binatang. Citraan hewan tergambar pada 13 lukisan kanvas berbahan cat akrilik dan cat minyak yang dipamerkan di Museum dan Tanah Liat, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pameran bertajuk ââ∠âBinatangâââ¬Ã ini berlangsung pada 2 November-1 Desember 2019.
Karakter burung muncul pada lukisannya yang sebagian besar bertarikh 2019. Tengoklah lukisan seekor burung berwarna cokelat bermata putih dengan lingkaran mata hitam sedang bertengger, membelakangi pengunjung pameran. Goresan berkelir putih di sekitar burung itu terlihat seperti awan yang menggantung dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.