Tangis Putri Menjelang Tengah Malam

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-08-20 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :


SETELAH satu setengah bulan, motif pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat di rumah dinas Inspektur Jenderal Ferdy Sambo tak kunjung jelas. Polisi sudah mengumumkan tak akan membuka penyebab kemarahan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian RI itu hingga menghilangkan nyawa ajudannya. “Motif akan terbuka di persidangan,” kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto pada Jumat, 19 Agustus lalu.
Masalahnya, menurut seorang penyidik, motif pembunuhan Brigadir Yosua memang belum jelas benar hingga pekan lalu. Para saksi dan pelaku pembunuhan terus mengubah keterangan dalam tiap pemeriksaan, hingga polisi akhirnya mempertemukan para saksi dalam pemeriksaan konfrontasi pada Kamis malam, 18 Agustus, hingga keesokan harinya.
Polisi menghadapkan Ferdy Sambo dengan Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu dan ajudannya yang lain, Brigadir Kepala Ricky Rizal, dan sopir Kuat Ma’ruf. Keempatnya ada di tempat pembunuhan Yosua pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Richard bahkan mengaku menembak Yosua sebelum diakhiri oleh Ferdy dengan tembakan ke kepala Yosua.
Ferdy, Kuat, dan Ricky berada dalam satu ruangan pemeriksaan di lantai empat kantor Direktorat Pidana Umum Mabes Polri. Sementara itu, Richard ada di ruangan lain dan terhubung dengan ketiganya melalui layar Zoom. Polisi menanyai mereka dengan pertanyaan yang sama tentang kronologi kematian Yosua. Rupanya, tata waktu kematian terentang hingga Magelang, Jawa Tengah, pada 4 Juli 2022.

Suasana kompleks Perumahan Cempaka Residence, Magelang, 15 Agustus 2022/Eko Susanto/detikJateng
Di Magelang, Ferdy Sambo punya rumah di kompleks Cempaka Residence di Mertoyudan lungsuran dari mantan Kepala Polri, Jenderal Idham Azis. Ditemani para ajudan, istri Ferdy, Putri Candrawathi, sedang menengok anak mereka yang sedang bersekolah di Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara. Sementara itu, Ferdy berada di Semarang untuk menghadiri ulang tahun Bhayangkara pada 5 Juli 2022. Namun ia pulang ke Jakarta keesokan harinya melalui bandar udara Yogyakarta.
Di Magelang itulah, menurut kesaksian para ajudannya, ada sebuah peristiwa yang merembet menjadi kemarahan Ferdy Sambo.
Syahdan, pada 4 Juli 2022 malam, Putri Candrawathi merasa tak enak badan. Ia menonton televisi ditemani pembantu rumah tangga dan para ajudannya itu. Menurut keterangannya kepada polisi, belakangan ceritanya sama dengan kesaksian Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal, sambil menonton televisi, mereka mengobrol.
Brigadir Yosua tiba-tiba berdiri dan mendekati Putri yang meringis karena pusing. Ia menggamit pundak istri bosnya itu. Yosua terlihat berusaha menggendong Putri. Putri, menurut ajudannya yang lain, menepis tangan Yosua. Kejadian spontan itu membuat Kuat, Ricky, dan Richard saling pandang. Mereka tak menduga Yosua selancang itu kepada bosnya.
Setelah Putri naik ke kamar di lantai dua diantar Susi, pembantu rumah, tiga ajudan ini saling berbisik. Richard mengatakan bahwa apa yang dilakukan Yosua tidak pantas. Kepada polisi, ia menyebut tindakan Yosua itu “kurang ajar”. Mendengar Richard, Kuat menyetujuinya. “Kalau dia ulangi, kita…

Keywords: Ferdy SamboBrigadir YosuaPutri CandrawathiBharada RichardKuat MarufPembunuhan Berencana
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…