
SLAMET ABDUL SJUKUR
Perdebatan sengit terjadi antara Slamet Abdul Sjukur dan petugas kelurahan. Pasalnya, pada formulir KTP, untuk kolom agama, Slamet mengisinya dengan ''musik'' -- dan ia mempertahankannya. ''Kepercayaan saya memang musik,'' kata Slamet. ''Sebab, musik bagi saya merupakan usaha spiritual. Eh, saya malah dikira komunis. Daripada konyol, akhirnya saya mengalah.'' Dan Slamet mengisi kolom itu, ''Islam''.
Sebagai pemeluk ''kepercayaan musik'', Slamet memang taat. Rumah tinggalnya tidak hanya dibangun berdasarkan ketentuan geomensi -- penyesuaian arah mata angin dengan garis hidup penghuninya, melainkan juga dirancang sendiri menurut perhitungan akustik yang njlimet. Seluruh dinding luar rumah berupa bata merah telanjang, tanpa plesteran semen. Posisi dinding-dindingnya unik. ''Dinding rumah saya yang sejajar hanya ada 20%,'' kata Slamet. ''Semua ini saya rancang untuk menghasilkan pantulan suara yang baik.''
Sebagian ciptaannya: Ketut Candu, String Quartet I, Silence, Point Cotre, Parentheses I-II-III-IV-V-VI, Jakarta 450 Tahun, dan Daun Pulus. Gara-gara yang disebut…