Sebagai balasan sanksi dari Uni Eropa, Rusia menutup wilayah udaranya untuk maskapai dari 36 negara, termasuk semua anggota Uni Eropa yang berjumlah 27 negara. Jika pelaranganya sampai pada jasa pelabuhan Indonesia dapat terseret dampak ekspor impor. Meski bukan dua negara tujuan ekspor utama, Rusia dan Ukraina tetap menjadi mitra dagang penting Indonesia. Kedua negara itu menjadi tujuan ekspor produk Indonesia, seperti lemak dan minyak hewan serta alas kaki. Sebaliknya, Indonesia banyak mengimpor besi dan baja serta pupuk dari Rusia. Adapun dari Ukraina, Indonesia mengimpor gandum dan meslin serta ingot besi baja. Para importir bahan baku pangan, khususnya gandum, mulai ketar-ketir akibat dampak perang Rusia-Ukraina. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi Lukman, mengatakan pasokan gandum ke Indonesia bisa terganggu bila konflik berlangsung lama, terutama karena Ukraina merupakan pemasok utama gandum ke Tanah Air. “Ada ketergantungan pasokan. Kalau (konflik) berkepanjangan, efeknya harga naik terus dan stok berkurang,” ucap Adhi kepada Koran Tempo 26 Februari 2022.

Keywords :
Perdagangan , Ekspor Impor , Rusia , Ukraina ,