Operasi Menghadang Risma TRI Rismaharini, yang berpasangan dengan Whisnu Sakti Buana, nyaris tidak bisa ikut pemilihan kepala daerah serentak pada 9 Desember mendatang. Pangkal soalnya, partai politik yang memiliki suara di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya urung mengajukan calon penantang. Seperti sudah direncanakan, Haries Purwoko, wakil Dhimam Abror, yang disiapkan menjadi penantang Risma, mendadak menghilang pada hari terakhir pendaftaran. Walhasil, pasangan yang didukung Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional ini  tidak bisa mendaftar. Kaburnya sang calon wakil wali kota mengundang kecurigaan adanya ”operasi gelap” menggagalkan pemilihan Wali Kota Surabaya. Pasal Zombie Bagi Penghina Presiden PASAL penghinaan presiden dan wakilnya yang pernah mati itu hidup lagi. Pemerintah menyelipkan pasal zombie itu di Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ke Dewan Perwakilan Rakyat pada 8 Juni lalu. Padahal Mahkamah Konstitusi sudah menghapusnya pada 2006. Kabar baik datang dari Senayan. DPR memberi sinyal pasal itu tak lagi diperlukan. Maju-Mundur Tenaga Nuklir Sukses Merampungkan Buku Putih, Pemerintah Belum Cukup Percaya Diri Dengan Program Pembangkit Listrik Berbasis Nuklir. Menunggu Keberanian Jokowi Bersikap. Selingan: Dari Rumah W.R.Soepratman Sampai Tan Malaka BANYAK bekas rumah tokoh kemerdekaan dan pendiri negeri ini mengalami nasib mengenaskan. Tak terawat, setengah hancur, juga ada yang beralih fungsi. Meski sebagian sudah berstatus cagar budaya, kondisinya tetap menyedihkan. Tempo menapak tilas ke rumah-rumah mereka dari Jakarta, Padang, Surabaya, hingga Maluku. Dari rumah W.R. Soepratman, Eduard Douwes Dekker, sampai Tan Malaka.

Keywords :
Tri Rismaharini , Walikota Surabaya , Pilkada Surabaya , ,