Albania dan Matinya Raja Anwar

NEGERI aneh, memang. Terletak di Benua Eropa - wilayah yang kemilau dengan berbagai kemajuan - tanah air yang satu ini terkungkung bagai daerah suku terasing di kawasan reservasi. Rakyatnya hidup terpisah dari dunia luar, di balik tembok politik isolasi yang tebal, dan papa - walau tak diwajibkan membayar pajak. Rasa tertekan dan ketakutan, ibarat kata, adalah udara yang mereka hirup sehari-hari. Toh negeri itu bernama "negara rakyat". Komunisme, dengan semangat internasionalisme yang terkenal itu? Bukan. Komunisme mereka dari jenis yang tertutup - jauh lebih menguncup dari sikap introvert RRC zaman Mao. Mereka nyata tak suka pada internasionalisme - bahkan bersemangat anti asing dengan pengertian paling harfiah. Rasialisme, dan ketegangan etnis yang menekan kaum minoritas dalam negeri, adalah angin kericuhan sehari-hari yang sah. Komunisme di sana, yang tak punya kiblat, adalah paham yang justru benci Uni Soviet dan benci Cina. Mereka bilang, merekalah komunis paling murni. Paham materialisme memang telah mereka lengkapkan pula: agama bukan cuma bahan nistaan, tapi sekaligus larangan. Negeri garang itu, yang - dikatakan - kaya dengan gagasan puisi, terletak di pesisir Laut Adriatik yang paling teduh. Dan itulah Albania, Albania yang dikenal jelita.

Keywords :
Albania dan Matinya Raja Anwar,
  • Downloads :
    0
  • Views :
    66
  • Uploaded on :
    20-12-2023
  • Penulis
    PDAT
  • Publisher
    TEMPO Publishing
  • Editor
    Tim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
  • Subjek
    Sejarah
  • Bahasa
    Indonesia
  • Class
    -
  • ISBN
    -
  • Jumlah halaman
    60
Albania dan Matinya Raja Anwar
  • PDF Version
    Rp. 90.000

Order Print on Demand : Print on Demand (POD)