Mengenang Pelukis Sudjono

Lagu Ave Maria menutup pentas teater Pandanwangi dari Su ­djojono di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, akhir pekan dua minggu lalu. Rose Pandanwangi menyanyikan lagu itu. Dalam usia 84 tahun, suara Rose, penyanyi mezzo-soprano terkenal pada 1960-an, masih merdu. Sekitar sepuluh lagu ia bawakan—berselang-seling dengan adegan—dari Ich Liebe Dich karya Beethoven sampai My Way yang dipopulerkan Frank Sinatra. Suaranya halus, lirih. Dari satu lagu ke lagu lain, sosok sepuh itu membawakannya dengan penuh penghayatan. Saat lagu terakhir itu dilantunkan, di belakang panggung, putrinya, Mariano Dara Putih, yang akrab dipanggil Maya Sudjojono, tak kuasa membendung air mata. Di layar tersorot lukisan diri pelukis bernama lengkap Sindoesoedarsono Soedjojono itu. Lukisan diri Sudjojono ini seperti foto orang meninggal. Foto itu diling ­kari bunga. \"Itu yang bikin nangis,\" ujar Maya sambil mengusap air matanya. \"Lukisan itu Bapak yang buat. Sepertinya Bapak sudah merasa akan meninggal.\" Sudjojono, kita tahu, wafat pada Maret 1986.

Keywords :
Mengenang Pelukis Sudjono,
  • Downloads :
    0
  • Views :
    24
  • Uploaded on :
    21-12-2023
  • Penulis
    Tim Penyusun PDAT
  • Publisher
    TEMPO Publishing
  • Editor
    PDAT
  • Subjek
    peristiwa
  • Bahasa
    Indonesia
  • Class
    -
  • ISBN
    -
  • Jumlah halaman
    60
Mengenang Pelukis Sudjono
  • PDF Version
    Rp. 90.000

Order Print on Demand : Print on Demand (POD)