Samuel Beckett dan Pertunjukan Seni Rupa Indonesia

Tak ada camar. Hanya horizon.\" \"Bagaimana ombak? Tidak ada? Lalu apa? Hamm buta. Penyakit menggerogotinya. Berbagai macam selimut, kain, dan gombal menyumpal tubuhnya. Kaus kakinya pun bukan pasangan. Ia teronggok di sebuah kursi kayu beroda. Ia selalu ingin melihat dunia luar. Bila begitu, ia menyuruh Clov, lelaki idiot pelayannya, mengintip di jendela. Clov lalu akan membawa tangga, naik, dan melaporkan pandangan mata. Tapi Hamm selalu tak mempercayai penglihatan Clov, bahkan bila Clov menggunakan teropong. Hamm lebih mempercayai realitas yang ada dalam benaknya.
Lima belas tahun lalu, di Teater Utan Kayu, empat sekawan dari Yogya, Yudi Tajudin, Whani Darmawan, Kusworo Bayu Aji, dan Erythrina Baskoro, dengan sutradara Landung Simatupang, menyajikan Endgame. Suasana pentas saat itu menekan. Ruang Teater Utan Kayu sangat sempit. Langit-langit tidak tinggi. Posisi aktor yang begitu dekat dengan penonton membuat suasana makin menekan. Dalam bayangan saya saat itu, Hamm dan Clov tinggal di sebuah gudang pengap, gorong-gorong, bunker, atau lokasi tempat para tunawisma terbuang.

Keywords :
Samuel Beckett dan Pertunjukan Seni Rupa Indonesia,
  • Downloads :
    0
  • Views :
    65
  • Uploaded on :
    21-12-2023
  • Penulis
    Tim Penyusun PDAT
  • Publisher
    TEMPO Publishing
  • Editor
    PDAT
  • Subjek
    seni & hiburan
  • Bahasa
    Indonesia
  • Class
    -
  • ISBN
    -
  • Jumlah halaman
    60
Samuel Beckett dan Pertunjukan Seni Rupa Indonesia
  • PDF Version
    Rp. 75.000

Order Print on Demand : Print on Demand (POD)