Maubere Sudah Merdeka, Badai Belum Mereda

DILI bak kota tak bertuan. Suara lengkingan tembakan dan kilatan api memenuhi lagit hingga Ahad subuh dini hari. Dari balik bukit dan rumah-rumah yang terbakar, asap mengepul, membubung ke angkasa. Hanya beberapa jam setelah pengumuman hasil jajak pendapat, korban bergelimpangan. Lima penduduk bumi Loro Sa'e-matahari terbit-itu dikabarkan tewas. Seorang polisi sipil PBB asal Amerika Serikat ditembak oleh milisi pendukung integrasi, Besi Merah Putih, di Liquisa, di timur Dili. Dan Dili pun berubah mengerikan. Listrik di perumahan elite Sarol padam total. Beberapa ruas jalan diblokir oleh milisi Aitarak dan Besi Merah Putih yang pro-Jakarta. Lusinan truk militer hilir-mudik mengangkut tentara, polisi, milisi, dan pengungsi. Tak satu pun warga atau kendaraan sipil yang berani keluar rumah-kalaupun mereka nekat, masih bertahan di kota itu. Jika ada warga sipil yang berkeliaran, tentulah mereka anggota milisi pro-integrasi yang menghunus senjata api, dengan ikat kepala merah-putih, siaga menghadang lawan. Gambaran menakutkan tadi bukanlah reaksi yang semestinya terjadi di sebuah wilayah yang baru saja dinyatakan berhak menentukan kemerdekaannya lewat jajak pendapat-yang justru selama hari penentuan berlangsung aman. Sekjen PBB Kofi Anan, di hadapan sidang khusus Dewan Keamanan, Sabtu pekan lalu, mengumumkan hasil resmi jajak pendapat yang berlangsung 30 Agustus lalu itu dari markasnya di New York, Amerika Serikat.

Keywords :
Maubere Sudah Merdeka, Badai Belum Mereda,
  • Downloads :
    0
  • Views :
    63
  • Uploaded on :
    23-12-2023
  • Penulis
    PDAT
  • Publisher
    TEMPO Publishing
  • Editor
    Tim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
  • Subjek
    Sosial dan Politik
  • Bahasa
    Indonesia
  • Class
    -
  • ISBN
    -
  • Jumlah halaman
    60
Maubere Sudah Merdeka, Badai Belum Mereda
  • PDF Version
    Rp. 90.000

Order Print on Demand : Print on Demand (POD)