Mengapa Fathur Rahman Al-Ghozi , Sang Al-Qaidah Made in Madiun Ditakuti Amerika
USIANYA baru 30 tahun. Pendidikannya lumayan. Dia pernah menjadi santri di Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, dan kuliah agama di Lahore, Pakistan. Selain bisa berbahasa Indonesia dan Inggris, ia juga menguasai bahasa Tagalog. Lebih dari itu, kabarnya, dia juga fasih berbicara Manguindanao, Tawi-Tawi, dan Tamal, tiga dialek yang hanya dipakai oleh kelompok minoritas muslim Moro di Filipina Selatan. Dialah Fathur Rahman Al-Ghozi alias Ronny Asaad bin Ahmad alias Idris Anwaruddin alias Randi Adam Alih alias Sammy Sali Jamil atau—seperti julukan beberapa media internasional—"Mike The Bomb Maker". Pemuda asal Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu ditangkap oleh aparat keamanan Filipina di kawasan Quiapo, Metropolitan Manila, pada 15 Januari 2002. Ghozi, begitu orang tuanya memanggil, diringkus sesaat sebelum terbang ke Thailand. Penangkapan warga Indonesia di luar negeri memang bukan yang pertama dan bukan sesuatu yang istimewa. Kecuali yang seorang ini. Dan juga kenapa sekarang ini, ketika Amerika sedang giat-giatnya memperluas sasaran perangnya "melawan terorisme" setelah Afganistan ludes.
Keywords :Mengapa Fathur Rahman Al-Ghozi , Sang Al-Qaidah Made in Madiun Ditakuti Amerika,
-
Downloads :0
-
Views :73
-
Uploaded on :23-12-2023
-
PenulisPDAT
-
Publisher
TEMPO Publishing -
EditorTim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
-
SubjekHukum
-
BahasaIndonesia
-
Class-
-
ISBN-
-
Jumlah halaman60
Mengapa Fathur Rahman Al-Ghozi , Sang Al-Qaidah Made in Madiun Ditakuti Amerika
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : pdat@tempo.co.id
Support
Support Datatempo