Basuki Abdullah, Untuk Cintaku Nataya

ORANG banyak mengeluh, merasa bahwa seni bertambah sulit. Bahwasanya lukisan makin lama makin pribadi sifatnya, makin terisolir dari kenyataan, makin jauh dari lingkungan -- sehingga kehilangan fungsi sosialnya, baik sebagai pencatat derap jaman maupun sebagai hiburan di atas dinding meja tamu. Terhadap orang-orang yang mengeluh itu, Basuki Abdullah membawa kabar yang menggembirakan. Dengan dibuka oleh ibu Tien Soeharto serta disponsori Adam Malik, sejumlah 200 lebih lukisan pelukis kawakan ini dipamerkan di Flores Room Hotel Borobudur (25-31 Januari). Di sana, dengan membayar sumbangan Rp 500 dan separuhnya untuk pelajar (semuanya untuk dana sumbangan DKI) --dengan sepuas-puasnya dapat dilihat lukisan figuratif, berupa perempuan-perempuan cantik, baik dia nyonya, nona, bintang film, pelajar, anak desa atau penari. Dapat juga dilihat wajah-wajah terkenal dalam senyuman keluarga mereka yang teduh. Dapat dilihat gajah, macan, burung-burung, hutan, kuda, laut dan sebagainya yang dengan warna yang empuk kadangkala menyala seperti kembang gula yang manis. Dengan tema "Indonesia dan Muangthai Indah" pameran yang hanya juga mendapat kunjungan itu, sekaligus barangkali boleh jadi jawaban, bahwasanya masih tetap juga hidup senilukis yang semata-mata ingin menyajikan moleknya sosok-sosok yang nyata dapat dilihat dalam kehidupan ini.

Keywords :
Basuki Abdullah, Untuk Cintaku Nataya,
  • Downloads :
    0
  • Views :
    55
  • Uploaded on :
    23-12-2023
  • Penulis
    PDAT
  • Publisher
    TEMPO Publishing
  • Editor
    Tim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
  • Subjek
    Biografi
  • Bahasa
    Indonesia
  • Class
    -
  • ISBN
    -
  • Jumlah halaman
    60
Basuki Abdullah, Untuk Cintaku Nataya
  • PDF Version
    Rp. 90.000

Order Print on Demand : Print on Demand (POD)