BERITA terakhir dari daratan Cina menunjukkan bahwa suatu kampanye baru sedang berlangsung. Itu terjadi setelah Deng Xiaoping, wakil perdana menteri dan arsitek empat modernisasi, "menghilang" dari pandangan umum untuk kurang lebih enam minggu lamanya. Muncul kembalinya Deng pada 18 Februari diiringi pengunuman tentang dilancarkannya suatu gerakan baru. Sasaran pokoknya: birokrasi. Temanya berkisar pada penyehatan administrasi negara dengan cara penyusutan, peremajaan, pendidikan kembali, dan pembersihan atas unsur-unsur korup. Sejak "pembebasan" di tahun 1949, aparat birokrasi Cina memang perlu dibenahi. Selain jumlahnya yang makin membengkak (kurang lebih 20 juta pejabat), main pintu belakang (houmen), korupsi dan permainan kotor lainnya sudah hampir membudaya. Yang paling populer dan sering diungkapkan dalam media massa akhir-akhir ini adalah apa yang dinamakan sistem anxi. Istilah ini kurang lebih sama dengan pengertian "koneksi." Dengan adanya praktek-prektek serong seperti yang disebutkan tadi, korps pejabat negara dan partai itu telah menjadi suatu kelas tersendiri. Mereka sukar ditembus, cenderung konservatif, antipembaharuan, dan cuma ingin mempertahankan sistem yang ada alias status-quo