Dua Raksasa Badminton, Rudy dan King

BERTAHANNYA Sudirman di pucuk pimpinan PBSI dan berhasilnya Minarni/Retno Kustijah merajai gelanggang kembali, agaknya merupakan kejadian yang memaksa orang-orang bulutangkis di Indonesia menghela nafas panjang. Kongres dan Kejuaraan Nasional di awal tahun ini nyaris mempertebal rasa resah di kalangan bulutangkis, andaikata tidak muncul seorang pemain Jawa Tengah, Liem Swie King yang berhasil pula merampas perhatian masyarakat untuk menjangkau masa depan perbulutangkisan Indonesia. Sejak Indonesia pertama merebut Piala Thomas di tahun 1958 dan tampilnya Rudy Hartono 10 tahun kemudian dalam Turnamen "All England 1968" dan mempertahankannya sampai menjelang turnamen 1974 Maret yang akan datang, praktis Indonesia lewat PBSI telah menguasai bulutangkis dunia beregu maupun perorangan yang belum tergoyahkan oleh saingan dari negara manapun. Suasana jenuh dan rutin ini bukan tidak membuat orang gerah mencari udara segar. Dan mudah dimengerti, setiap ada gejala baru dalam tubuh PBSI, bisa merupakan umpan positif untuk mencairkan kejenuhan yang mencekam masyarakat bulutangkis khususnya.

Keywords :
Dua Raksasa Badminton, Rudy dan King,
  • Downloads :
    0
  • Views :
    48
  • Uploaded on :
    23-12-2023
  • Penulis
    PDAT
  • Publisher
    TEMPO Publishing
  • Editor
    Tim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
  • Subjek
    Olahraga
  • Bahasa
    Indonesia
  • Class
    -
  • ISBN
    -
  • Jumlah halaman
    60
Dua Raksasa Badminton, Rudy dan King
  • PDF Version
    Rp. 80.000

Order Print on Demand : Print on Demand (POD)