Libur Imlek di Jalan Tengah (Pengakuan Tradisi Tionghoa)

DI tengah kesimpangsiuran politik dan tersendatnya ekonomi, kita mendapat bonus satu hari besar nasional, yaitu tahun baru Imlek, atau minimal ada satu hari libur tambahan setelah sejumlah hari libur nasional lainnya. Presiden Megawati mengatakannya pada perayaan Imlek Nasional ke-2553 di Arena Pekan Raya Jakarta, Ahad pekan silam. Para pegawai kantor institusi asing yang selama ini setiap Jumat sore bersorak, "Thanks God, it's Friday," dan liburnya mengikuti libur nasional, suatu hari mestinya akan mengatakan, "Thanks Bu Mega, it's Imlek." Tapi penetapan perayaan Imlek menjadi hari besar nasional disambut hati-hati, bahkan oleh kalangan keturunan Tionghoa sekalipun. Sinolog Thung Ju Lan, wanita berdarah Tionghoa yang pernah ingin jadi biksuni, yang kini bergelar S3 dan ahli peneliti di LIPI, melihat risiko dalam keputusan Presiden Megawati tersebut. Katanya, sulit berbicara dalam masyarakat yang plural—setiap orang atau kelompok punya aspirasi berbeda. Di sisi hak asasi, keputusan Mega itu bagus dan benar karena berarti dia memperhatikan aspirasi satu kelompok yang bisa dikatakan minoritas di Indonesia.

Keywords :
Libur Imlek di Jalan Tengah (Pengakuan Tradisi Tionghoa),
  • Downloads :
    0
  • Views :
    32
  • Uploaded on :
    24-12-2023
  • Penulis
    PDAT
  • Publisher
    TEMPO Publishing
  • Editor
    Tim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
  • Subjek
    Umum
  • Bahasa
    Indonesia
  • Class
    -
  • ISBN
    -
  • Jumlah halaman
    60
Libur Imlek di Jalan Tengah (Pengakuan Tradisi Tionghoa)
  • PDF Version
    Rp. 75.000

Order Print on Demand : Print on Demand (POD)