
Mengimani Sadhar-Mapan
ADA juga orang yang seperti kurang kerja: dengan sengaja mengacaukan letak patung-patung di sebuah tempat sembahyangan. Ini bukan kelenteng, bukan pura. Tapi sebuah gua, yang di dalamnya ditaruh berbagai arca, di sebuah desa bernama Bandardawung, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Ja-Teng. Pemiliknya tokoh setempat bernama Hardjan. to Prajapangarsa, yang dikenal sebagai ahli yoga dan tokoh kebatinan yang pada 1973 membentuk Agama Sanatana Dharma Majapahit Pancasila alias Sadhar-Mapan. Tempat ibadat itu dibikinnya pada ujung 1977. Di gua seluas sekitar 195 m2, dengan pintu setinggi tujuh meter, diletakkannya sembilan patung. Yang delapan adalah arca-arca Surya, Indra, Candra, Nila, Agni, Yama, Waruna, dan Kuwera, demikian nama namanya - dihadapkannya ke delapan penjuru angin. Sebuah lagi, Syiwa, letaknya lebih ke atas. Tinggi patung rata-rata satu meter. Untuk apa? "Untuk memancarkan sinar kehidupan ke seluruh penjuru dunia," kata Hardjanto.
Keywords :Mengimani Sadhar-Mapan,
-
Downloads :0
-
Views :135
-
Uploaded on :24-12-2023
-
PenulisPDAT
-
Publisher
TEMPO Publishing -
EditorTim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
-
SubjekUmum
-
BahasaIndonesia
-
Class-
-
ISBN-
-
Jumlah halaman60
Mengimani Sadhar-Mapan
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : [email protected]
Support
Support Datatempo