
Teater Koma, Suksesi dan Sensor
PEREMPUAN itu merebahkan kepalanya di pangkuan Rendra -- dialah Panji Reso, suami perempuan itu. Jiwa dan pikiran Nyi Reso keteter dan letih mengikuti arus kemauan suaminya yang hendak merebut tahta, di saat keadaan kacau. Nyi Reso tertidur, dan Panji Reso menyambung monolognya: ". . . Negara sedang merosot pamornya. Para senapati sekadar bisa malang-melintang memamerkan kekuasaan .... Mereka sudah puas asal bisa menakuti rakyat yang tidak pandai apa-apa. Para pangerannya tidak ada yang berbakat memerintah ...." Suksesi kepemimpinan di sebuah kerajaan antah berantah -- tema yang selalu menarik untuk pengarang epik di mana pun dipentaskan Rendra di Istora Senayan, Kamis dan Jumat pekan ini, dengan judul Panembahan Reso. Ini kisah tentang seorang kepala pemerintahan, Raja Tua, yang cuma percaya kepada bayangannya sendiri. Ia sudah berusia 85 tahun, tetap baik hati, hanya saja rakyat hidup dalam ketidakpastian. Para panji, jajaran penguasa pemerintah daerah, dikontrol secara ketat, bahkan dicurigai. Laporan-laporan mereka tentang kondisi daerah cenderung diabaikan penguasa pusat, kecuali jika laporan itu menyenangkan. Lakon itu, lengkap dengan cerita kelanjutannya, ditulis Rendra secara bertahap, dan rampung pertengahan Juli yang lalu.
Keywords :Teater Koma, Suksesi dan Sensor,
-
Downloads :0
-
Views :307
-
Uploaded on :24-12-2023
-
PenulisPDAT
-
Publisher
TEMPO Publishing -
EditorTim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
-
SubjekSeni & Hiburan
-
BahasaIndonesia
-
Class-
-
ISBN-
-
Jumlah halaman60
Teater Koma, Suksesi dan Sensor
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : [email protected]
Support
Support Datatempo