Slamet Gundono, Dalang yang Bersabda Dengan Rumput

Apa pula Wayang Suket ini? Adalah dalang bertubuh tambun ini yang mengambil filosofi suket (rumput) sebagai dasar dalam karyanya. Menurut dia, suket, yang banyak tumbuh di sekitar rumah dan kadang-kadang tumbuh liar, bukan "hanya" tanaman, tapi makhluk yang mengatur hubungan antara rasa dan semangat, antara kedekatan dan kebersamaan, antara kehadiran dan keintiman. Suket adalah hakikat kebersamaan yang terus-menerus. Filosofi yang ditangkapnya tersebut dialirkan dalam karyanya yang bernama Wayang Suket. Dan rumput inilah yang membawa Slamet meluncur ke berbagai negara untuk memperkenalkan wayang versi barunya ini. Lahir di Tegal pada 19 Juni 1966 sebagai putra bungsu dari 12 bersaudara, wayang menjadi bagian dari hidup keluarga Ki Suwati--ayah Slamet, yang dikenal sebagai dalang wayang kulit gaya Tegal klasik. Namun, pilihan Slamet menjadi dalang tidak datang begitu saja. Selepas lulus dari Pondok Pesantren di Babakan, Tegal, Slamet memilih kuliah di Jurusan Teater Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Alasannya saat itu, wayang sudah ketinggalan zaman. Namun, memasuki semester kelima di IKJ, ia merasa wayang sebenarnya lebih memiliki unsur teatrikal dibanding teater modern.

Keywords :
Slamet Gundono, Dalang yang Bersabda Dengan Rumput,
  • Downloads :
    0
  • Views :
    63
  • Uploaded on :
    24-12-2023
  • Penulis
    PDAT
  • Publisher
    TEMPO Publishing
  • Editor
    Tim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
  • Subjek
    Biografi dan Otobiografi
  • Bahasa
    Indonesia
  • Class
    -
  • ISBN
    -
  • Jumlah halaman
    60
Slamet Gundono, Dalang yang Bersabda Dengan Rumput
  • PDF Version
    Rp. 90.000

Order Print on Demand : Print on Demand (POD)